Sejak pertama kali dibawakan lagu Malam Kudus di gereja Nicola-Kirche pada 1818, gereja tersebut dihancurkan pada awal 1900-an. Saat itu, gereja tersebut rusak akibat banjir. Di samping itu, pusat kota itu dipindahkan ke hulu sungai yang lokasinya lebih aman, dengan sebuah gereja baru yang dibangun di sana dekat jembatan yang baru.
Namun pada akhirnya tempat dari gereja lama itu dibangun sebuah kapel kecil, sebagai bentuk untuk peringatan terciptanya Malam Kudus. Bangungan bernama Stille Nacht Gedacthinis Kapelle atau kapel peringatan malam kudus ini berseberangan dengan sebuah rumah yang juga dijadikan sebagai museum.
Tempat tersebut selalu banyak dikunjungi para wisatawan dari seluruh dunia setiap tahunnya, namun akan mengalami lonjakan pada bulan Desember.
Sayangnya, manuskrip asli dari Malam Kudus diduga telah hilang. Tapi sebuah manuskrip lain yang ditemukan pada 1995 menunjukkan keasliannya karena ditulis dengan tangan langsung oleh Pastor Mohr, yang diperkirakan oleh para peneliti berasal dari sekitar tahun 1820.
Manuskrip tersebut menjadi naskah tertua yang ada dan satu-satunya yang ditulis oleh Pastor Mohr.
Malam kudus disebut mempunyai kemiripan dengan aspek-aspek musik rakyat dan yodeling Austria. Berdasarkan dari pembuat melodi, Gruber yang masih dipengaruhi oleh tradisi musik daerah pedesaan tempat tinggalnya di Austria.
Namun di balik kepopulerannya, lagu Malam Kudus pernah terlupakan. Lagu ini kembali popular setelah seorang reparasi orgel menemukan naskah ini pada 1825 dan menghidupkannya kembali.
Sampai sekarang kumpulan aransemen pastor Mohr (1820) masih tersimpan rapi di Museum Carolino Augusteum di Salzburg.
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani
Artikel Terkait