"Jadi seiring dengan adanya kemajuan penanganan kanker kolorektal di Indonesia, khususnya dengan tersedianya terapi target dan pemeriksaan status penanda tumor RAS, diharapkan angka kematian karena kanker kolorektal dapat terus berkurang," ucap Prof. Aru.
Lebih lanjut menurut Prof Aru, pilihan metode pengobatan personalized treatment membantu menegakkan diagnosis yang lebih akurat, serta memungkinkan pemberian obat yang tepat, sehingga akan meminimalkan efek samping dan meningkatkan keberhasilan pengobatan dan kesembuhan.
Apabila kanker kolorektal telah memasuki stadium IV dan berkembang ke banyak organ dan jaringan yang jauh, Prof Aru mengungkapkan pembedahan mungkin tidak membantu memperpanjang umur seseorang.
“Pasalnya, pilihan pengobatan lain dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan dapat menghasilkan gejala tambahan yang membuat kualitas hidup seseorang menjadi lebih buruk,” ujarnya.
Dalam kasus ini, kata Prof Aru, orang mungkin memutuskan untuk tidak melakukan perawatan medis yang berupaya menyembuhkan kanker dan sebagai gantinya memilih perawatan paliatif untuk mencoba membuat hidup lebih nyaman,
"Perawatan paliatif biasanya akan melibatkan menemukan cara untuk mengelola rasa sakit dan mengurangi gejala seseorang sehingga mereka dapat hidup dengan nyaman selama mungkin," jelas Prof Aru.
Menimbang panjangnya proses penyembuhan kanker kolorektal, Prof Aru menyarankan masyarakat untuk melakukan pencegahan kanker kolorektal sedini mungkin dengan berhenti merokok dan hindari alkohol.
Di samping itu, melakukan lakukan skrining untuk kanker kolorektal, serta makan banyak sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian, berolahraga secara teratur dan kendalikan berat badan.
“Karena pada dasarnya, kanker dapat disembuhkan jika dideteksi dan dirawat pada stadium awal," pungkasnya.
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani
Artikel Terkait