Waduh! 30 Provinsi di Indonesia Berisiko Tinggi Penyakit Polio, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Kevi Laras
Pemberian vaksin polio bisa mencegah penyakit polio. Foto: Ist

JAKARTA, iNewsDepok.id - Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan sebanyak 415 kabupaten atau kota dan 30 provinsi di Indonesia berisiko tinggi penyakit polio.

Kemenkes juga telah menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) untuk penyakit polio ini. Fakta, ditemukan satu kasus pertama di tahun 2022 dari Kabupaten Pidie, Aceh pada anak berusia 7 tahun.

Kondisi anak tersebut mengalami gejala pengecilan di bagian otot paha dan betis kiri, dan kelumpuhan pada kaki kirinya. Anak tersebut juga tidak memiliki riwayat imunisasi, tidak memiliki riwayat perjalanan kontak dengan pelaku perjalanan.

Kebanyakan orang yang terinfeksi Polio hampir 90 persen diketahui tidak memiliki gejala atau sangat ringan bahkan biasanya tidak dikenali. Seperti demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan di leher dan nyeri di tungkai.

Demikian pula, satu kasus di Aceh juga dikatakan mengalami gejala ringan seperti demam dan lesu.

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) mengatakan hal tersebut membuktikan bahwa vaksinasi Polio masih rendah di beberapa daerah, seperti Sumatera Barat dan Aceh.

IDAI menyoroti pandemi COVID-19 menjadi salah satu penyebab cakupan vaksinasi polio rendah.

"Sangat berpengaruh. Masyarakat takut keluar rumah, berkerumun, isu banyak dengan medsos, TikTok, IG, isu tidak bertanggung jawab mudah menyebar, itu salah satu faktor," jelas dr Piprim.  

Rendahnya cakupan vaksinasi polio di Indonesia membuka celah bagi masyarakat terinfeksi virus polio.

Untuk itu, IDAI mendorong segala pihak, seperti majelis ulama dan pemerintah daerah dan lainnya mengedukasi masyarakat. Mengingat dampak besar dari penyakit ini, bisa sebabkan kelumpuhan.

"Jadi saya kira harus kerja sama lintas sektor dari Pemda dan majelis ulamanya untuk mengedukasi masyarakat," kata dr Piprim dalam Pekan Ilmiah Tahunan IDAI di Jakarta, pada Minggu (20/11/2022)

Melansir dari Sehat Negeriku pada Minggu (20/11/2022), berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi, selain cakupan imunisasi Polio yang rendah, didapati faktor perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) penduduk masih kurang.

"Sebetulnya ini sesuai dengan prediksi bahwa ketika cakupan imunisasi menurun. Vaksinasi ini semakin menurun maka penyakitnya akan semakin menular," jelas dr Priprim.

Menurutnya masyarakat perlu diedukasi agar memahami manfaat vaksin polio dan paham bahaya dari penyakit Polio.

Penyakit Polio sangat berbahaya bagi anak karena menyebabkan kelumpuhan secara permanen dan tidak ada obatnya.

Namun, penyakit Polio mudah dicegah dengan imunisasi polio lengkap atau PD3I (penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi) dan imunisasi rutin. Oleh karena itu, para orang tua diminta segera mengantarkan anaknya untuk imunisasi

Dalam kesempatan berbeda, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr Maxi Rein Rondonuwu mengungkapkan kelumpuhan yang dialami bisa permanen oleh penderita polio. Bila anak belum divaksinasi polio.

Virus ini berkembang dan masuk ke sistem pencernaan dan saraf, akhirnya melemahkan otot-otot.

"Dapat terjadi kelumpuhan permanen pada anak yang belum mendapatkan vaksin. Penularannya bisa melalui faecel-oral," kata dr Maxi dalam Konferensi Pers KLB Penyakit Polio secara online.

Sebagai informasi, Indonesia sudah mendapatkan sertifikat bebas polio pada tahun 2014, namun temuan kasus ini menjadi perhatian dan kewaspadaan.

"Polio itu jadi bagian, kita tahu di tahun 2014 Indonesia sudah bebas dari Polio, itu sejarah panjang. kita sudah memprediksikan hal ini seperti difteri dan polio, seperti puncak gunung es," jelas dr Priprim.

Editor : Kartika Indah Kusumawardhani

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network