Dukungan terhadap pameran FLEI XIX juga di sambut dengan sangat positif oleh Dinas Biro Perekonomian dan Keuangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta karena adanya kesamaan visi misi yaitu program percepatan pemulihan ekonomi khususnya bagi para pelaku UMKM.
President Director dari Panorama Media, Royanto Handaya, menyampaikan optimisme atas kondisi ekonomi saat ini.
Roy menilai masyarakat Indonesia secara de facto tidak terlalu terpengaruh dengan isu resesi 2023. "Alih-alih menahan pengeluaran konsumtif pada sektor sekunder yaitu gaya hidup & hiburan, justru kenyataan di lapangan menunjukan bahwa animo masyarakat “meledak” semenjak fase pasca-pandemi. Hal ini dibuktikan dengan padatnya beberapa gelaran festival musik maupun berbagai pameran di DKI Jakarta,” kata Roy.
Industri hiburan sukses digelar membuktikan bahwa daya beli dan mobilitas masyarakat Indonesia masih tetap menunjukan reaksi positif tanpa terpengaruh isu-isu ekonomi yang sedang ramai diperbincangkan.
Tri Rahardjo salah satu narasumber selaku Ketua Umum Asosiasi Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI), turut mempertegas, “Saya sangat optimis jika animo sebegitu besarnya terhadap sektor sekunder saja disambut dengan baik oleh masyarakat, apalagi acara kami yang sudah jelas merupakan salah satu wadah ekosistem kebutuhan primer dari sandang, pangan & papan yang akan terfasilitasi di FLEI XIX nanti. Tentu saja tidak kalah ramainya karena masyarakat juga dilandasi asas kebutuhan pengelolaan finansial yang lebih baik. Bisa dengan ber-waralaba, ber-investasi atau mengembangkan bisnis pribadi dengan berbagai macam resources yang kami sediakan disana.”
IMF (International Monetary Fund), merilis World Economic Outlook memproyeksikan bahwa di 2023, GDP Indonesia diprediksi mengalami pertumbuhan 5%.
Ini tentu membawa ketenangan di tengah kekhawatiran masyarakat luas tentang resesi 2023.
Memang sebuah fakta bahwa ekonomi global saat ini tetap berada dalam keadaan yang serba tidak pasti, namun hal ini belum tentu berlaku bagi Indonesia sehingga kita tidak perlu terlalu khawatir karena pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap jauh lebih baik jika dibandingkan dengan negara-negara Top Tier GDP lainnya.
Alasan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga adalah dengan menjaga konsumsi kebutuhan rumah tangga.
Disamping itu peran pemerintah dalam upaya memperkuat daya beli masyarakat tetap konsisten dilakukan melalui kebijakan fiskal berpihak, demi melindungi masyarakat kelompok menengah bawah.
Dengan konsumsi rumah tangga yang tetap berjalan, maka efek perlambatan ekonomi dan resesi global akan sangat minim dampaknya ke Indonesia.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait