JAKARTA, iNewsDepok.id - Prospek bisnis di bidang kesehatan di Indonesia terus meningkat. Seperti rumah sakit, peralatan kesehatan, obat-obatan, dan juga asuransi kesehatan.
"Kesadaran masyarakat akan kesehatan yang semakin tinggi, pangsa pasar yang luas dan bertumbuh, memperkuat potensi bisnis rumah sakit yang berperan sebagai ujung tombak sektor kesehatan. Saat ini, ketersediaan fasilitas kesehatan dengan rasio tempat tidur 1,4 per 1000 penduduk masih perlu ditingkatkan, jika dibandingkan dengan negara-negara maju yang telah memiliki rasio tempat tidur 4 sampai 13 per 1000 penduduk. Pertumbuhan bisnis rumah sakit juga didukung oleh program pemerintah yang dirancang untuk memperkuat sumber daya manusia dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia,” papar CEO Primaya Hospital, Leona A. Karnali saat jumpa pers di Hotel JS Luwansa, Senin, 17 Oktober 2022.
Senada dengan Leona, Prof. Yos E. Susanto, Founder Primaya Hospital dan Komisaris Utama PT. Famon Awal Bros Sedaya, Tbk. mengatakan, layanan kesehatan saat ini menjadi suatu kebutuhan.
"Saat terjadi pandemi COVID-19, sektor layanan kesehatan (RS) malah naik. Setelah COVID-19 turun, memang sektor layanan kesehatan turun. Tapi sekarang yang non Covid sudah mulai lagi. Mereka mulai melakukan travel dan mulai ramai sehingga RS kembali seperti semula bahkan lebih bagus karena setelah Covid masyarakat jadi makin sadar akan kesehatan. Saya perkirakan tahun 2023-2024 sektor kesehatan tumbuh baik," cetus Prof. Yos.
Berlatar belakang hal itulah maka Primaya Hospital Group, jaringan rumah sakit swasta di Indonesia dengan perusahaan holding, PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk., (Perseroan) menawarkan saham ke publik melalui mekanisme penawaran umum perdana atau IPO (Initial public offering).
Dengan kode saham PRAY, sebanyak-banyaknya 302.222.300 (tiga ratus dua juta dua ratus dua puluh dua ribu tiga ratus) saham biasa atas nama yang seluruhnya adalah Saham Baru dan dikeluarkan dari portepel Perseroan, akan ditawarkan kepada Masyarakat dengan Harga Penawaran Rp900,- (sembilan ratus Rupiah) sampai dengan Rp950,- (sembilan ratus lima puluh Rupiah) setiap saham.
Adapun persentase kepemilikan masyarakat mewakili sebanyak 2,17% (dua koma satu tujuh persen) dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan pada saat Tanggal Pencatatan.
Masa penawaran awal (bookbuilding) IPO berlangsung mulai tanggal 14 sampai dengan 21 Oktober 2022 dengan perkiraan pencatatan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 8 November 2022. Untuk merealisasikan IPO ini, Perseroan telah menunjuk PT Indo Premier Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi (underwriter).
Leona menyampaikan, pelaksanaan IPO ini bertujuan untuk pengembangan Primaya Hospital Group yang tengah tumbuh pesat dan berkelanjutan untuk masa depan.
"Sekitar 50% dari dana IPO akan dialokasikan sebagai dana tambahan perolehan tanah untuk pembangunan rumah sakit di kota-kota besar di Pulau Sumatera dan Pulau Jawa, sekitar 25% untuk dana tambahan biaya pengembangan gedung dan layanan rumah sakit yang telah ada, sisanya sekitar 25% akan digunakan untuk dana tambahan pembiayaan pembangunan gedung rumah sakit baru," sebut Leona.
Berawal dari Tangerang di 2006
Primaya Hospital pertama didirikan di Tangerang pada tahun 2006 oleh Prof Yos E. Susanto, seorang pakar manajemen rumah sakit dan kesehatan masyarakat yang telah berpengalaman membangun dan mengembangkan berbagai rumah sakit di Indonesia selama lebih dari 40 tahun.
Usahanya untuk mengembangkan fasilitas kesehatan di Indonesia tersebut diawali sejak Prof.Yos kembali ke Indonesia pada tahun 1987 setelah menyelesaikan program Doktor dalam bidang sosiologi dan kesehatan masyarakat dari University of Michigan, Amerika Serikat.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait