BANTEN, iNewsDepok.id- Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) menggelar program pembinaan terhadap siswa dan guru yang ada di Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan penyuluhan mengenai penanganan pencegahan risiko psikososial di lingkungan sekolah dalam program Generasi Reinforcement of Education After Disasters (READ).
Kegiatan yang bertema ‘Upaya Peningkatan Resiliensi dan Dukungan Psikososial bagi Sekolah dalam Merespon Dampak COVID-19’ itu diikuti oleh siswa dan guru dari 21 Sekolah.
Tim Pengmas diketuai oleh Abdul Kadir dengan anggotanya yaitu Baiduri Widanarko, Fatma Lestari dan Dadan Erwandi. Tim dibantu olehstaff UI di Unit Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan yaitu Nida Hanifah Nasir dan Untung Jaya, serta mahasiswa K3.
“Kegiatan ini sebagai bentuk kontribusi UI mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan tinggi dengan guna memberikan edukasi terkait upaya memahami dan mengimplementasikan terkait resiliensi dan dukungan psikososial,” kata Abdul Kadir, Jumat (15/9/2022).
Dalam program ini, peserta mendapatkan edukasi mengenai penguatan resiliensi dalam merespon pandemi COVID-19 di lingkungan sekolah. Selain itu juga peserta dibekali mengenai bagaimana peran guru dan pendampingan dukungan psikososial bagi peserta didik.
“Kemudian terdapat focus group discussion (FGD) bersama mahasiswa dan penilaian tingkat gangguan psikologis guru,” ujarnya.
Banten menjadi sasaran pengmas karena merupakan daerah dengan kasus Covid-19 tertinggi kelima di Indonesia dengan jumlah kasus terkonfirmasi 328,755 (5.2%). Kondisi ini memberikan dampak yang sangat sulit bagi dunia pendidikan.
“Melalui program ini diharapkan tingkat resiliensi peserta didik dan guru dapat meningkat dan mendapatkan dukungan psikososial yang baik. Sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan kondusif,” ucapnya.
Rubi Alfarizi, siswa dari SMAN 3 Pandeglang mengatakan, banyak mendapat manfaat setelah mengikuti kegiatan ini. Dia mengaku jadi lebih semangat belajar dan memiliki ketahanan diri. “Saya jadi memiliki energi positif untuk kembali belajar. Saya juga semangat meningkatkan ketahanan diri dan meminimalisir bahaya dan risiko psikosisial yang mungkin terjadi,” katanya.
Desi, salah satu guru menuturkan, bisa lebih memahami bagaimana memetakan masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan akibat dampak dari pandemi. Sehingga dia akan menyesuaikan metode pembelajaran dengan berdasarkan masalah yang sudah dipetakan.
“Kami jadi terbantu untuk melakukan pemetaan yang berkaitan dengan psikosial sebagai dampak dari COVID-19, sehingga harapannya seluruh pihak sekolah dapat menyadari dan membangun kolaborasi untuk mengembalikan semangat belajar siswa,” katanya.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait