Seperti diketahui, kasus tewasnya Brigadir J memang menjadi penuh misteri setelah keterangan Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan pada 11 Juli lalu semuanya menjadi janggal manakala satu demi satu bukti-bukti bermunculan.
Ramadhan mengatakan, Brigadir J tewas akibat baku tembak dengan Bharada E di rumah dinas Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Pol Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada 8 Juli 2022, setelah melecehkan istri Irjen Ferdy, Putri Candrawathi.
Namun, ketika keluarga Brigadir J menerima jenazahnya, mereka menemukan tak hanya luka tembak pada jasad Brigadir J, tetapi banyak luka lain yang mengindikasikan kalau Brigadir J kemungkinan dianiaya sebelum tewas.
Tak hanya itu, pada 11 Juli, Ramadhan juga mengatakan kalau saat baku tembak, Brigadir J di lantai dasar, sedang Bharada E di lantai dua. Sementara dalam konferensi pers pada 12 Juli, Kapolres Jakarta Selatan nonaktif Kombes Budhi Herdi Susianto mengatakan, hasil autopsi sementara terhadap jenazah Brigadir J terdapat tujuh luka tembak masuk dan 6 luka tembak keluar dan satu proyektil bersarang di dada.
Namun, dari hasil visum et repertum diketahui, kalau sedikitnya ada empat luka tembak yang semuanya tembus, yakni dari belakang kepala tembus ke hidung, dari leher kiri tembus ke bibir, satu tembakan yang menebus dada, dan satu lagi menembus lengan kanan.
Sebelumnya, Mahfud MD mengakui kalau kematian Brigadir J tak sama dengan kasus kriminal biasa, dan ia meminta semua pihak harus bersabar menunggu pengungkapan kasusnya.
"Saya katakan, maaf, ini tak sama dengan kriminil biasa, sehingga harus bersabar, karena ada psiko hierarkial, ada juga psiko politisnya," katanya.
Editor : Rohman
Artikel Terkait