JAKARTA, iNewsDepok.id - Amalan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah sangat dianjurkan untuk dilakukan karena banyak keutamaan di dalamnya. Sesuai hasil sidang isbat 2022, awal Bulan Dzulhijjah jatuh pada hari Jumat bertepatan tanggal 1 Juli 2022.
Bulan Duzlhijjah merupakan salah satu bulan yang dimuliakan dan masuk asyhurul hurum atau bulan yang diaramkan untuk berbuat maksiat, kerusakan maupun pembunuhan. Allah SWT berfirman:
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Artinya:
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kalian menganiaya diri kalian dalam bulan yang empat itu dan perangilah kaum musyrik itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kalian semuanya; dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa". (QS. At Taubah: 36).
Para ulama tafsir merespons ayat tersebut tentang keutamaan Bulan Zulhijjah. Yakni dalam bulan-bulan Haram itu dilarang berbuat aniaya terhadap diri kalian sendiri, karena dalam bulan-bulan Haram itu sanksi berbuat dosa jauh lebih berat daripada dalam hari-hari lainnya. Sebagai¬mana perbuatan maksiat yang dilakukan di dalam Kota Suci Mekah, berlipat ganda dosanya.
Ibnu Qatadah mengatakan melakukan perbuatan aniaya dalam bulan-bulan Haram, maka dosa dan sanksinya jauh lebih besar daripada melakukan perbuatan aniaya dalam bulan-bulan yang lain, sekalipun pada prinsipnya perbuatan aniaya itu —kapan saja dilakukan— dosanya tetap besar.
Tetapi Allah lebih memperbesar urusan-Nya sesuai dengan apa yang dikehendaki-Nya. Rasulullah SAW dalam khutbah terakhirnya saat melaksanakan haji wada' bersabda:
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
"Ingatlah, sesungguhnya zaman telah berputar seperti keadaannya sejak hari Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun terdiri atas dua belas bulan, empat bulan di antaranya adalah bulan-bulan haram (suci); tiga di antaranya berturut-turut, yaitu Zul Q dah, Zul Hijjah, dan Muharram; yang lainnya ialah Rajab Mudar, yang terletak di antara bulan Jumada (Jumadil Akhir) dan Sya’ban". (HR. Imam Bukhari).
Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah Keutamaan Bulan Dzulhijjah selain sebagai bulan haram, ada 10 hari pertama yang disebutkan secara khusus.
Dikutip dari Buku Amalan Ibadah Bulan Dzulhijjah karya Hanif Luthfi MA, keutamaan 10 hari pertama Bulan Dzulhijjah adalah keistimewaan yang datangnya langsung dari syariat. Ada sekian teks wahyu yang menunjukkan keutamaan tersebut. Karena itu, Muslim dianjurkan untuk memperbanyak amalan ibadah di 10 hari pertama Bulan Dzulhijjah di antaranya memperbanyak dzikir, puasa 9 hari termasuk Tarwiyah dan Arafah, melaksanakan ibadah haji, berqurban dan shalat Idul Adha.
1. Memperbanyak Dzikir Memasuki awal Bulan Dzulhijjah, Muslim dianjurkan memperbanyak zikir terutama pada 10 hari awal bulan.
{وَيَذْكُرُوا اسْمَ الله في أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ}، قال ابن عباس: أيام العشر.
“Dan mereka menyebut nama Allah di hari-hari yang ditentukan”. Memperbanyak dzikir merupakan amalan Bulan Dzulhijjah yang istimewa.
Editor : Mahfud
Artikel Terkait