BNPT Bangun Kesiapsiagaan Masyarakat Cegah Terorisme Jelang KTT G20 di Bali

Mada Mahfud
Kepala BNPT Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar, MH dalam dialog dengan 200 tokoh masyarakat di Bali untuk membangun kesiapsiagaan masyarakat mencegah terorisme menjelang KTT G20. Foto: Istimewa.

BALI, iNews.id- Menjelang KTT G20 di Bali, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus membangun kesiapsiagaan masyarakat untuk mencegah terorisme.

Di Bali, BNPT menggandeng 200 tokoh masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan nasional dalam mencegah aksi teror. Kegiatan berlangsung Rabu (29/6).

Dalam kegiatan yang diselenggarakan Deputi Bidang Penindakan dan Kemampuan BNPT ini,  200 tokoh masyarakat terdiri dari tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, mahasiswa, dan pecalang. 

Dari BNPT hadir langsung Kepala BNPT Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar, MH. Tokoh lain diantaranya Wakil Gubernur Bali Prof Dr Ir Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati MSi, Direktur The Wahid Institute Yenny Wahid, Direktur Analisis dan Penyelarasan BPIP Prof. Dr. H. Agus Moh. Najib, SAg, MAg, dan Ketua FKUB Indonesia Ida Pangelingsir Agung Putra Sukhet.

Melalui kegiatan ini, BNPT dan 200 tokoh masyarakat menjalin dialog kebangsaan yang merupakan bagian dari komunikasi multi arah. Tujuannya untuk menyatukan sejumlah sudut pandang dan pemahaman terkait pentingnya nilai-nilai kebangsaan dalam membangun kewaspadaan kolektif masyarakat untuk mencegah dan memitigasi segala bentuk ancaman terorisme di wilayahnya masing-masing termasuk di Bali.

Kepala BNPT, Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar, MH, mengatakan masyarakat lintas agama dan budaya harus bersatu membangun kesiapsiagaan dalam menghadapi intoleransi, radikalisme dan terorisme. Menurutnya, masyarakat adalah aktor non negara yang menjadi kekuatan utama untuk mengamankan dan memajukan bangsa.

"Kolaborasi unsur masyarakat, pemerintah dan tokoh yang ada perlu kita bangun sehingga Indonesia jadi negeri yang damai. Kita membangun kewaspadaan bersama tidak hanya unsur aparatur negara saja tapi kewaspadaan semua masyarakat," kata Kepala BNPT, Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar, MH, dalam dialog kebangsaan dan deklarasi kesiapsiagaan nasional.

Dia menambahkan ancaman radikalisme terorisme tidak boleh diremehkan, terlebih saat menjelang KTT G20. BNPT pun telah melakukan koordinasi dengan aparat keamanan dalam melakukan mapping terhadap pergerakan kelompok teror. Dia berharap tidak ada lagi aksi teror seperti yang pernah terjadi di tahun 2002 dan 2005.

"Kita tidak boleh underestimate dalam bidang terorisme, BNPT melakukan pencermatan, mapping pergerakan terorisme yang ada karena kita tidak ingin peristiwa memilukan terjadi lagi," lanjutnya.

Wakil Gubernur Bali Prof. Dr. Ir. Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati M.Si, menjelaskan peran serta masyarakat Bali dalam menjaga keamanan Bali telah berjalan dengan baik. Menurutnya, masyarakat Bali memiliki kesadaran untuk berperan aktif dan langsung menjaga keamanan dan perdamaian.

"Kegiatan yang dilakukan BNPT ini selaras dengan visi Provinsi Bali yaitu menjaga keseimbangan alam Bali beserta isinya secara damai lestari. Terutama faktor keamanan. Sikap masyarakat Bali terkait masalah terorisme yang pernah terjadi sebelumnya, mereka memiliki kesadaran dan rasa tanggungjawab untuk terus menjaga keamanan dan perdamaian di Bali," katanya. 

Direktur The Wahid Institute Yenny Wahid menyatakan persatuan masyarakat dalam membangun persaudaraan menjadi modal pembangunan Indonesia ke arah cita-cita Indonesia yang maju di tahun 2045.  

"2045 Indonesia menjadi ekonomi terbesar no 4 di Dunia. Proyeksinya seperti itu luar biasa. Untuk mencapai cita cita itu ada banyak syaratnya salah satunya masyarakat Indonesia harus bersatu. Tanpa persatuan tidak mungkin kita bisa membangun," kata Yenny Wahid.

Direktur Analisis dan Penyelarasan BPIP, Prof Dr H Agus Moh Najib, S.Ag, Mag melihat aspek persatuan dan persaudaraan merupakan modal penting agar tindakan radikalisme tidak muncul.

Sementara itu Ketua FKUB Indonesia, Ida Pangelingsir Agung Putra Sukhet menjelaskan seluruh masyarakat Indonesia untuk selalu menjiwai nilai-nilai empat konsesus kebangsaan: Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI. 

Editor : M Mahfud

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network