get app
inews
Aa Text
Read Next : Libur Nataru Makin Asyik! Ini Data 5 Ruas Tol Baru, Lajur Baru, Rest Area, dan SPKLU

Libur Nataru Cuaca Ekstrem, BMKG Tandai Sejumlah Daerah Ini

Sabtu, 13 Desember 2025 | 11:35 WIB
header img
Libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 diintai cuaca ekstrem seiring pergeseran puncak musim hujan ke arah selatan Indonesia. Foto: Mada Mahfud

DEPOK, iNews Depok.id – Libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 diintai cuaca ekstrem seiring pergeseran puncak musim hujan ke arah selatan Indonesia.

Peringatan disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait libur Nataru seperti dikutip iNews Depok, Sabtu (13/12/2025).

Plt. Sekretaris Utama Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), Guswanto menyatakan periode Desember 2025 hingga Januari 2026 bertepatan dengan puncak musim hujan.

Guswanto menjelaskan prakiraan cuaca BMKG. Pada periode 15–22 Desember 2025, didominasi hujan lebat.

Namun curah hujan akan menurun pada periode 22-29 Desember 2025. ”Nah pada 29 Desember–10 Januari, curah hujan akan kembali meningkat seiring pergeseran puncak musim hujan ke Pulau Jawa,” terang Guswanto.

Guswanto merinci sejumlah wilayah di Indonesia yang perlu kewaspadaan tinggi saat libur Nataru seiring pergeseran curah hujan ke arah selatan.

Wilayah tersebut yakni Jawa, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Papua Selaatan, dan sebagian besar Kalimantan.

Lebih lanjut Guswanto memaparkan pada periode Nataru ini, adalah sejumlah fenomen atmosfer yang muncul bersamaan yakni Monsun Asia, Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang atmosfer Kelvin dan Rossby, La Niña lemah, serta kemunculan bibit siklon tropis 93W dan 91S yang dapat memperkuat intensitas hujan dan angin kencang di berbagai wilayah.

“Yang perlu diwaspadai adalah tingginya intensitas hujan, angin kencang, gelombang tinggi, serta potensi dampak tidak langsung dari bibit siklon tropis. Kondisi ini dapat memengaruhi aktivitas transportasi darat, laut, dan udara selama Nataru,” ujarnya.

Untuk transportasi udara, pertumbuhan awan Cumulonimbus (Cb) masih menjadi perhatian karena dapat memicu hujan intensif. Namun, mitigasi telah berjalan sejak awal melalui penyediaan flight document resmi BMKG.

“Semua pilot sudah mengambil flight document dari website-nya BMKG secara resmi, sehingga harapannya tidak memberikan dampak yang lebih buruk. Jadi artinya BMKG juga telah memberikan langkah untuk mitigasinya,” ujar Guswanto.

Pada sektor pelayaran, sebagian wilayah perairan diperkirakan mengalami gelombang 2,5–4 meter, sementara area dekat Natuna dapat melebihi 6 meter pada Januari. BMKG juga memberikan informasi potensi rob berbasis fase bulan bagi berbagai pesisir di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku. Wilayah yang sudah terdampak rob, seperti Pontianak, juga mendapatkan penguatan informasi untuk mendukung respons daerah.

Editor : M Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut