Terungkap 40-50 Persen Klaim Asuransi Jiwa dan Kesehatan Terindikasi Penipuan
JAKARTA, iNews Depok.id - Sekitar 40%–55% kasus klaim asuransi jiwa dan kesehatan di Indonesia terindikasi penipuan.
Aksi mafia asuransi dalam bentuk kecurangan klaim (fraud) maupun skandal pengelolaan dana (gagal bayar) telah menggerus kepercayaan publik dan menimbulkan kerugian hingga Rp2 triliun per tahun.
Demikian investigasi Deswa Integra Group dalam paparan di Jakarta, Kamis (16/10/2025).
Dedi Dwi Kristianto, CEO Deswa Integra Group menyatakan modus kecurangan kini semakin canggih, tidak hanya sebatas pemalsuan dokumen, tetapi sudah merambah ke ranah interpretasi medis dan pengajuan klaim ganda.
"Industri asuransi, yang seharusnya menjadi benteng perlindungan finansial, kini berada dalam sorotan tajam," kata Dedi.
Deswa Integra tak berpangku tangan. Solusi dihadirkan untuk perbaikan tata kelola, integritas, dan efisiensi di sektor asuransi dan kesehatan.
Deswa meluncurkan Medical Advisory Board (MAB by Deswa). "Ini adalah Dewan Penasihat Medis independen pertama di Indonesia," jelas Dedi.
Tujuannya MAB untuk membangun sistem klaim yang lebih transparan dan akuntabel. Masalah utama industri asuransi saat ini adalah tingginya kasus klaim dan penipuan (fraud) yang menyebabkan menurunnya kepercayaan masyarakat.
"Hal ini juga sejalan dengan tantangan industri dan kewajiban dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Surat Edaran No.7/2025 yang mengharuskan perusahaan asuransi memiliki MAB per 1 Januari 2026,” terang Dedi.
Ketua MAB by Deswa, dr. Nickolai Indrarajasa, MARS., QRGP, menjelaskan bahwa MAB by Deswa berfungsi sebagai dewan penasihat medis independen yang memberikan pendapat kedua (second opinion), evaluasi klinis, dan saran kebijakan kesehatan berbasis data.
Sebagai MAB yang independen, layanan ini efisien karena bisa digunakan oleh beberapa perusahaan asuransi dan pihak ketiga (TPA) sekaligus, serta dapat disesuaikan dengan kebutuhan klien.
Struktur MAB dirancang lintas disiplin, melibatkan dokter dan tenaga medis berpengalaman klinis, serta aktuaria yang memahami risiko dan biaya.
Dalam MAB juga ada Tim Produk & Wellness untuk memperbaiki produk asuransi agar sesuai standar klinis, pasar, dan regulasi, sekaligus menyediakan program kesehatan untuk menekan angka klaim.
Sedangkan analis data untuk menafsirkan pola klaim secara kuantitatif. Investigator untuk menemukan dan membuktikan penipuan di lapangan.
Editor : M Mahfud