get app
inews
Aa Text
Read Next : Sandiaga Uno Hadir di Gelaran “Run For Healthy Lungs”

Hari Kanker Sedunia 2025: Fokus pada Deteksi Dini dan Hidup Sehat

Rabu, 19 Februari 2025 | 15:35 WIB
header img
Ki-ka: dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid (Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kemenkes RI), Widya Adelin, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP., dan Esra Erkomay. Foto: Ist

JAKARTA, iNews Depok.idHari Kanker Sedunia 2025 merupakan kesempatan untuk meningkatkan kesadaran dan mencegah kanker melalui diagnosis dini dan gaya hidup sehat. 

Yayasan Kanker Indonesia (YKI) didukung oleh AstraZeneca Indonesia dan AQUA Indonesia pada Rabu, 19 Februari 2025 bertempat di Hotel Sahid Jakarta, menggelar talkshow bertajuk “Kanker Tidak Menunggu, Kenapa Kita Menunggu? Deteksi Dini, Selamatkan Hidup” yang membahas akan pentingnya diagnosis kanker dini, penerapan hidup sehat dalam mencegah dan mengobati kanker.

Data GLOBOCAN 2022 menunjukkan bahwa di Indonesia terjadi 408.661 kasus baru kanker dan 242,988 jumlah kematian, dengan jumlah kasus prevalensi lima tahun sebanyak 1.018.110 kasus. 

Tiga jenis kejadian kanker tertinggi di Indonesia adalah kanker payudara (66.271 kasus), kanker paru (38.904 kasus), dan kanker serviks (36.964 kasus). 

Adapun rata-rata risiko terkena kanker sebelum usia 75 tahun atau kumulatif risiko laki-laki dan perempuan ada sebesar 14%, sedangkan risiko kematian akibat kanker sebelum usia 75 tahun atau kumulatif risiko sebesar 8,8%. 

Tiga jenis kanker penyebab kematian tertinggi adalah kanker paru (34.339 kasus), kanker hati (23.383 kasus), dan kanker payudara (22.598 kasus).

Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP, dalam sambutannya mengatakan, “Sebagai penyakit tidak menular yang paling umum dan berdampak besar pada masyarakat, kanker dapat dicegah dan disembuhkan jika ditemukan pada stadium awal. Oleh sebab itu, deteksi dini sangatlah penting sebab dapat meningkatkan kesempatan hidup dan mengurangi risiko kematian jika ditemukan pada stadium awal. Setiap stadium akan membutuhkan perawatan dan pengobatan yang semakin rumit meski adanya teknologi terkini dalam perawatan.”

Esra Erkomay selaku President Direktur AstraZeneca Indonesia menjelaskan, ”Selama lebih dari 54 tahun, AstraZeneca Indonesia senantiasa berkomitmen untuk memimpin revolusi dalam onkologi dan mendefinisikan ulang perawatan kanker. Kami mendorong berbagai batasan dalam ilmu pengetahuan untuk memahami kanker dan kompleksitasnya, serta menemukan dan menyediakan berbagai obat dan solusi inovatif. Kami juga terus berupaya untuk meningkatkan kelangsungan hidup para pejuang kanker, berinovasi untuk terapi target yang ada dan baru, serta mengubah cara kanker didiagnosis dan diobati. Kami sadar bahwa jika diagnosis dini dikombinasikan dengan pengobatan inovatif yang tepat, dapat secara signifikan meningkatkan hasil dan kualitas hidup pasien. Melalui kolaborasi lintas sektor, kita dapat menghilangkan kanker sebagai penyebab kematian.”

Dalam pembahasan bertajuk “Pentingnya Diagnosis Dini untuk Mendeteksi Kanker”, Prof. Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD-KHOM, FINASIM, FACP, menjelaskan, “Diagnosis kanker dini sangat penting karena dapat meningkatkan kesempatan hidup dan mengurangi risiko kematian akibat kanker, diawali dengan penentuan tahap kanker dan memilih pengobatan yang tepat."

Prof. Aru juga menjelaskan bahwa teknologi dapat membantu meningkatkan akurasi diagnosis kanker dini. "Teknologi seperti mammografi, ultrasonografi, dan MRI dapat membantu dokter mendeteksi kanker pada tahap awal," kata Prof. Aru. 

Selain itu, Prof. Aru juga menjelaskan, bahwa gejala-gejala awal kanker seperti perubahan pada bentuk fisik bagian tertentu, perdarahan tidak normal, dan penurunan berat badan secara tidak normal perlu diperhatikan. "Pemeriksaan kesehatan rutin juga sangat penting untuk mendeteksi kanker pada tahap awal," jelas Prof. Aru.

Dalam menjelaskan tentang “Tahapan Kanker dan Perkembangan Pengobatan Kanker, Prof. Aru mengatakan bahwa tahap-tahap kanker ditentukan berdasarkan ukuran tumor, penyebaran kanker ke kelenjar getah bening, dan penyebaran kanker ke bagian tubuh lainnya.

"Pengobatan kanker dapat disesuaikan dengan jenis kanker dan kondisi pasien," ungkap Prof. Aru. Prof. Aru juga menerangkan, bahwa penyebaran kanker (metastasis) dapat memengaruhi tahap kanker dan pengobatan yang diperlukan. "Pengobatan kanker dapat melibatkan operasi, kemoterapi, radioterapi, dan terapi target," kata Prof. Aru.

Widya Adelin, penyintas kanker dari Komunitas Penyintas Kanker YKI, berbagi pengalaman tentang bagaimana ia memutuskan untuk melakukan diagnosis kanker dan menghadapi hasil diagnosis kanker. 

"Saya sangat bersyukur karena melakukan diagnosis kanker dini, sehingga saya dapat mendapatkan pengobatan yang tepat dan kesempatan hidup yang lebih baik," kata Adelin.

Adelin juga menjelaskan bahwa pengalaman diagnosis kanker dini telah memengaruhi pandangannya tentang hidup dan mendorongnya untuk mendorong deteksi dini kanker.

"Saya ingin berbagi pengalaman saya dengan orang lain, sehingga mereka juga dapat melakukan deteksi dini kanker dan mendapatkan kesempatan hidup yang lebih baik," jelas Adeline.

Yayasan Kanker Indonesia terus mengajak masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya diagnosis kanker dini dan gaya hidup sehat dalam mencegah dan mengobati kanker. 

“Mari kita berjuang bersama untuk meningkatkan kesadaran dan mencegah kanker,” tutup Prof. Aru.

Editor : M Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut