get app
inews
Aa Text
Read Next : Berbagi Berkah Ramadan 2025, Dmall Ajak Anak Yatim Piatu Wisata ke Mall

Izin Impor 180 Ribu Ton Sapi Belum Terbit, Harga Daging Diprediksi Melonjak

Minggu, 02 Februari 2025 | 17:09 WIB
header img
Izin impor sapi jelang Ramadan belum juga terbit. Foto: Dok

JAKARTA. iNewsDepok.id - Rencana pemerintah untuk impor daging sapi sebagai langkah strategis untuk menjaga ketersediaan pangan terutama menjelang datangnya bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri hingga pekan ini belum ada titik terang. 

Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha dan Pengolahan Daging Indonesia (APPDI) Teguh Boediyana mengatakan belum adanya kepastian mengenai ijin impor daging sapi regular sangat mengkhawatirkan dunia usaha dengan tidak adanya kepastian berusaha dan supply baik untuk konsumen dan industri.

“Ya, sampai sekarang ini tampaknya meskipun sudah ada putusan-putusan ini, kelihatannya izin-izin itu belum diterbitkan oleh pemerintah, padahal kan sudah ada putusan yang rapat kemarin itu,” kata Teguh Boediyana, Minggu (2/5/2025).

Hasil rapat kordinasi terbatas (rakortas) pangan pada 9 desember 2024 dan telah disosialisasikan bapanas pada tanggal 13 januari 2025 di depan para pelaku usaha bahwa pemerintah telah menetapkan kuota impor daging sapi regular sebanyak 180 ribu ton bagi 86 pelaku usaha. Rencana tersebut mencakup pengiriman daging beku dan sapi bakalan dari negara-negara pemasok utama (regular) yang berasal dari Australia, dan Selandia Baru.

Teguh menambahkan belum terbitnya ijin kuota impor regular dikhawatirkan dapat mengganggu kebutuhan pasokan daging dalam negeri terlebih sebentar lagi memasuki bulan suci Ramadhan dan hari raya idul fitri.

“Kita harus mengkhawatirkan kalau sampai sekarang ini kan, yang akan terganggu bukan soal dalam rangka lebaran saja, tapi pasokan untuk kebutuhan mereka itu kan juga terpengaruh kalau sampai hari ini pemerintah belum menerbitkan izin-izin yang diperlukan oleh para pengusaha," terang Teguh.

Ia mendorong pemerintah segera menerbitkan ijin karena impor membutuhkan proses dan ketentuan sehingga jika terlambat pasti akan terjadi hambatan dalam pemenuhan kebutuhan sehingga terjadi gejolak pada saat hari raya nanti.

“Ya, meskipun tadi kan yang diputuskan ini kan untuk kebutuhan satu tahun 2025, tapi ini kan lebaran sudah dekat, Maret sudah mulai puasa, jadi April awal ini sudah lebaran, jadi jangan sampai pada saat lebaran ini nanti ada gejolak karena kekurangan pasok, pasti harganya akan terjadi hukum pasar ya” katanya.

Teguh belum dapat memastikan apa alasan pemerintah belum juga menerbitkan ijin padahal sudah diputuskan dalam rapat. "Biasanya ya kalau sudah jadi keputusan ya, logikanya ya, perizinan itu harus segera diterbitkan. Logikanya kan seperti itu, kita juga enggak tahu kenapa sudah diputuskan sama rapat itu masih sampai sekarang, ini masih belum.”ungkap Teguh.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Kadin Jakarta yang juga CEO PT Suri Nusantara Jaya Diana Dewi menyatakan kebutuhan dan ijin impor sepenuhnya kebijakan pemerintah dalam hal ini kementerian pertanian.

“Masalah itu (red.ijin impor) saya sebenarnya kan kita sebagai pelaku, biasanya ada kebijakan dari pemerintah, sampai saat ini kebetulan saya sendiri di Kadin belum terinformasi hasil rakortas seperti apa, rakornisnya seperti apa,” kata Diana Dewi.

Sebagai informasi, pemerintah berencana mengimpor 180.000 ton daging sapi. Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi di Jakarta, Rabu (22/1/2025) kemarin.  

Menurut Arief, rencana impor daging sapi yang mencapai 180.000 ton tersebut sudah disepakati sejak tahun lalu. "Sudah diputuskan 180 ribu ton, itu bisa daging beku atau bakalan. Nanti ada perhitungannya," ujar Arief.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan menyampaikan bahwa beberapa hal yang harus segera diputuskan terkait kebutuhan pangan lainnya untuk puasa dan Lebaran seperti pelaksanaan pengadaan daging. "Memang ada beberapa yang harus segera diputuskan, pelaksanaan pengadaan daging untuk puasa dan Lebaran," katanya. 

Ia menambahkan, pemerintah akan melakukan monitoring agar pengadaan daging dari luar negeri dapat berjalan dengan lancar. "Ya memang sudah diputuskan, harus segera diadakan, harus segera. Kita akan monitor biar cepat, jangan sampai nanti puasa telat tidak ada barangnya," katanya. 

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut