Dipandu oleh Eka Mardianti, pakar perdagangan internasional, acara ini menjadi jembatan strategis bagi produk-produk inovatif hasil karya petani muda. Salah satu yang mencuri perhatian adalah Pigela Chips, keripik pisang cokelat buatan Muhammad Zainudin, yang diminati calon pembeli karena perpaduan unik antara rasa pisang dan cokelat.
“Kami sangat senang berpartisipasi dalam acara ini. Harapannya, Pigela Chips bisa diterima di pasar internasional dan menjadi salah satu produk unggulan yang mewakili kreativitas petani muda Indonesia,” ujar Muhammad Zainudin.
Selain itu, kopi Aceh Robusta yang dibawa oleh Muhammad Haris, Young Ambassador Agriculture 2024, juga berhasil memikat perhatian calon pembeli Singapura, berkat cita rasa kopi Aceh yang khas.
Terbaru, bubuk teh daun kelor dari El Mutia, salah satu penerima manfaat dari Program YESS asal Tasikmalaya, juga mendapat perhatian karena manfaat kesehatannya yang semakin populer di pasar global.
Perwakilan dari Export Center Surabaya, Koordinator Tenaga Teknis Bidang Standarisasi Ekspor, Akses Pasar dan Pemasaran Ekspor, Jalian Setiarsa, turut menyampaikan harapannya agar kegiatan serupa terus digalakkan.
“Konektivitas antara pelaku usaha lokal dan pasar global adalah kunci untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia di panggung internasional,” kata Jalian.
Acara ini juga mencatat pencapaian penting dengan ditandatanganinya Letter of Internet (LOI) dari pembeli Singapura sebagai bukti keseriusan mereka untuk membawa produk petani muda Indonesia ke pasar internasional. Total nilai transaksi yang disepakati mencapai USD 328.500, menunjukkan prospek cerah produk lokal di kancah global.
Dengan keberhasilan acara ini, pemerintah dan berbagai pihak terkait optimistis produk pertanian Indonesia dapat semakin diterima di pasar global, membuka peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
Editor : Mahfud