Selain melakukan investigasi, Pertamina pun dituntut untuk melakukan berbagai perbaikan kualitas produk dan layanan. Apalagi, kata Mufti, ada banyak kasus yang kerap terjadi di sisi distribusi.
“Termasuk kecurangan-kecurangan yang dilakukan SPBU kepada konsumen, ini kan sudah jadi rahasia umum. Kita menuntut komitmen Pertamina untuk memperbaikinya, bagaimana pengawasan yang efektif dengan mitra-mitra Pertamina yang mengoperasionalkan SPBU,” urai Mufti.
Mufti juga meminta Pertamina untuk memperketat kontrol kualitas BBM. Kemudian, menurut Mufti, adalah dengan menjamin kualitas BBM melalui pengawasan ketat pada seluruh rantai distribusi.
“Pastikan setiap stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) mematuhi standar operasional yang ditetapkan,” tukasnya.
Pertamina juga diingatkan agar memberikan kompensasi kepada konsumen yang dirugikan apabila terbukti Pertamax merusak mesin. Langkah ini akan menunjukkan tanggung jawab perusahaan terhadap konsumen.
Di sisi lain, Mufti membandingkan harga BBM Pertamina dengan Petronas Malaysia yang disebutnya lebih murah hingga 50 persen. Agar tak kalah saing, ia kembali menekankan agar Pertamina memperbaiki kualitas.
“Harapan kami Pertamina bisa menghadirkan BBM yang murah dan berkualitas. Kalau tidak bisa memberikan komitmen itu, kasih saja ke Petronas agar bisa menghadirkan BBM yang murah untuk masyarakat kita,” tutupnya.
Editor : M Mahfud