DEPOK, iNews Depok.id - Siapa tak kenal produk sepatu Adidas yang sangat familiar di kalangan olahragawan atau bahkan untuk kebutuhan gaya hidup. Di balik nama besar itu ada Adolf (Adi) Dassler merupakan pendiri sekaligus orang di balik suksesnya Adidas, menjadi salah satu merek perlengkapan olahraga terbesar di dunia.
Dikutip dari berbagai sumber, Adolf Dassler lahir 3 November 1900, biasa dikenal sebagai Adi Dassler adalah pendiri Adidas, lahir di kota Bavaria, Herzogenaurach, Jerman. Sebagai anak bungsu dari Christoph dan Pauline Dassler. Di keluarganya, Adi memiliki dua saudara laki-laki, Fritz dan Rudolf, serta seorang saudara perempuan bernama Marie.
Adi yang juga dikenal sebagai awalnya dilatih untuk menjadi pembuat roti, tetapi ketika keluarganya memulai bisnis pembuatan sepatu, dia beralih ke pembuatan alas kaki. Keluarganya mulai membuat slippers, dengan menggunakan bahan bekas seperti ban bekas, helm bekas, dan ransel.
Ketika saudara perempuannya memotong pola dari kanvas, Adolf menggunakan pemangkas sepatu buatannya, yang digerakkan oleh sepeda. Kemudian, sebagai seorang yang fanatik dengan olahraga, Adi Dassler mulai mengubah sandal menjadi sepatu senam dan sepatu sepak bola.
Pada 1920, Adolf yang berusia 20 tahun menciptakan sepatu lari pertamanya yang terbuat dari kanvas. Saudaranya Rudolf bergabung dengan bisnis tersebut pada 1924.
Setelah memiliki cukup uang, dia membuka pabrik kecil pada tahun 1926, dengan nama Gebrüder Dassler Sportchuhfabrik, Herzogenaurach (Pabrik Sepatu Olahraga Dassler Bersaudara, Herzogenaurach), yang mengembangkan sepatu sepak bola pertama dan sepatu olahraga dengan paku dan kancing.
Banyak inovasi teknis yang dilakukan, termasuk membuat sepatu atletik pertama dengan dukungan lengkungan hingga membuat sepatu itu populer di kalangan atlet.
Sepatunya makin terkenal setelah Adi memberikan sepatu kepada atlet Olimpiade di pertandingan Amsterdam pada 1928. Delapan tahun kemudian, Jesse Owens memenangkan medali emas Olimpiade Berlin saat mengenakan sepatu produksinya.
Pada bulan Mei 1933, Dassler bergabung dengan Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei (NSDAP) atau lebih dikenal dengan Nazi. Ia adalah tokoh sosialis-nasional yang setia dan direkrut untuk berdinas di Wehmacht (Angkatan Darat Jerman) pada awal Perang Dunia II.
Pada 1937, Dassler memproduksi 30 sepatu berbeda untuk 11 olahraga, dengan hampir 100 karyawan. Namun selama perang, Hitler mengkooptasi pabrik Dassler untuk memproduksi sepatu bot bagi tentara Jerman.
Saat itu, meski Rudolf menjadi tentara, namun Adolf terus menjalankan pabrik selama perang. Pada akhir 1940-an, perselisihan antara mereka terjadi dan menyebabkan kemitraan berakhir untuk selamanya.
Logo Adidas. (Foto: Adidas Group)
Adolf menggunakan nama panggilannya Adi yang digabungkan dengan suku kata pertama dari nama belakangnya untuk menciptakan nama perusahaan Adidas (paduan dari Adi Dassler) pada 1949 dan memperkenalkan logo Three Stripes. Dia membentuk Adidas AG pada Agustus 1949. Sementara Rudolf mendirikan perusahaan saingan dengan nama Puma.
Adidas tidak menjual produk di Amerika Serikat sampai 1968, tetapi popularitas sepatu itu cepat menyebar di kalangan atlet, sehingga pada akhirnya menjadi sepatu olahraga terlaris di Amerika. Pada Olimpiade 1972, setiap pejabat dan mayoritas atlet memakai sepatu Adidas.
Selain sepatu, Adidas juga sukses menciptakan dan menjual tas pada 1952. Setelah itu, berkembang dengan menjual pakaian olahraga pada 1960-an.
Adi Dassler meninggal pada 1978 dan putranya Horst dan istrinya, Kathe mengambil alih perusahaan. Horst, yang kemudian mendirikan merek di Prancis, meninggal pada 1987 pada usia 51 tahun.
Adolf (Adi) Dassler. (Foto: Adidas Group)
Pada 1989, investor Prancis Bernard Tapie membeli Adidas dengan uang pinjaman. Perusahaan itu berbadan hukum, tetapi tetap milik keluarga. Tapie memindahkan produksi ke Asia dan membawa Madonna sebagai juru bicara selebriti kala itu.
Pada 1991, Adidas Equipment diluncurkan, menawarkan pakaian dan alas kaki.
Adidas mensponsori turnamen Streetball 1992, membantu mengubah streetball menjadi olahraga yang diakui. Namun karena tidak dapat membayar utangnya, Tapie menjual Adidas.
Credit Lyonnais mengubah utangnya menjadi ekuitas Adidas, Robert Louis-Dreyfus menjadi manajer dan pada 1993 membeli Adidas.
Pada 1994, Adidas meluncurkan Adidas Predator Cup untuk menemukan pemain muda berbakat di sepak bola. Adidas menjadikan Kobe Bryant ambassador dan diperkenalkan ke publik pada 1995.
Pada 1997, Adidas dan grup Salomon membentuk Adidas-Salomon AG. Dua tahun kemudian, Adidas-Salomon kembali ke Herzogenaurach dengan kampus World of Sports-nya. Adidas membuka Adidas Village, markas besarnya di Amerika Utara pada 2002. Dengan desainer Stella McCartney, Adidas menciptakan lini desainer yang layak di catwalk dan pada 1995, dengan merilis Adidas_1, sepatu pertama yang dikendalikan komputer untuk konsumen.
Pada 2005, Adidas menjual segmen Salomon, mengembalikan Adidas ke akarnya (Adidas Group). Pada 2006 sistem pelatihannya, Project Fusion, mengintegrasikan teknologi pemantauan ke dalam pakaian. Kemudian, Adidas mengakuisisi Reebok International Inc. pada 2006 dan diubah kembali menjadi Adidas AG.
Editor : M Mahfud