KYIV, iNews.id - Pasukan Rusia menembaki Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Ukraina yang merupakan PLTN terbesar di Eropa.
"Kami menuntut mereka menghentikan penembakan dengan senjata berat itu," pinta Andriy Tuz, juru bicara PLTN, dalam sebuah video yang diposting di Telegram seperti dikutip Jumat (4/3/2022).
Ia mengingatkan kalau serangan itu dapat memicu bahaya nuklir di stasiun energi atom terbesar di Eropa itu. Apalagi karena dari rekaman video yang disiarkan langsung melalui YouTube, terlihat kalau di dekat PLTN yang berlokasi di Enerhodar itu tampak adanya ledakan.
PLTN Ukraina menyumbang sekitar seperempat dari kebutuhan listrik di negara itu. Pertempuran di Enerhodar, sebuah kota di Sungai Dnieper, terjadi ketika pembicaraan Rusia dan Ukraina menghasilkan kesepakatan tentatif untuk mendirikan koridor aman di dalam Ukraina guna mengevakuasi warga dan mengirimkan bantuan kemanusiaan.
Walikota Energodar Dmytro Orlov mengatakan, serangan Rusia telah membuat sebagian dari PLTN Ukraina terbakar.
Hal yang sama disampaikan Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba. Ia mengatakan, kebakaran terjadi di bagian PLTN setelah pasukan Rusia menembakinya dari semua sisi.
"Kebakaran sudah terjadi. Jika meledak, itu akan menjadi 10 kali lebih besar dari Chernobyl," tulis Dmytro Kuleba di akun Twitter-nya, @DmytroKuleba.
Seperti diketahui, pada 1986 terjadi ledakan pada PLTN Chernobyl. Kala itu Ukraina masih menjadi bagian dari Uni Soviet.
Akibat ledakan itu, isotop radioaktif dalam jumlah besar tersebar ke atmosfer di seluruh kawasan Uni Soviet bagian barat dan Eropa. Bencana nuklir ini dianggap sebagai kecelakaan nuklir terburuk sepanjang sejarah, dan merupakan satu dari dua kecelakaan yang digolongkan dalam level 7 pada Skala Kejadian Nuklir Internasional (kecelakaan yang lainnya adalah Bencana nuklir Fukushima Daiichi).
Jumlah pekerja yang dilibatkan untuk menanggulangi bencana ini sekitar 500.000 orang, dan menghabiskan dana sebesar 18 miliar rubel dan mempengaruhi ekonomi Uni Soviet. Ribuan penduduk terpaksa diungsikan dari Kota Chernobyl.
Editor : Rohman