JAKARTA, iNewsDepok.id - Beberapa hewan pernah dikirim ke luar angkasa dan mereka memiliki peran penting dalam penjelajahan antariksa pada masanya. Sayangnya, akhir hidup hewan-hewan yang dikirim ke luar angkasa seringkali menyedihkan.
Sebelum manusia benar-benar bisa pergi ke luar angkasa, bebaerapa hewan sudah lebih dulu menjalani perjalanan tersebut. Ilmuwan dari Amerika Serikat dan Rusia menggunakan hewan, terutama monyet, simpanse, dan anjing, untuk menguji apakah makhluk hidup dapat bertahan di luar angkasa.
Mungkin tidak banyak yang mengetahui hewan-hewan apa saja yang telah mendahului manusia ke luar angkasa. Berikut adalah daftarnya.
Hewan yang Pernah ke Luar Angkasa
1. Lalat Buah
Hewan pertama di luar angkasa diluncurkan pada 1947. Adalah lalat buah yang menjadi hewan pertama diluncurkan ke luar angkasa. Para ilmuwan Amerika mencoba menetapkan dampak yang mungkin berpotensi dimiliki radiasi kosmik pada astronot di masa depan, sehingga mereka memilih lalat karena mereka secara genetik mirip dengan manusia.
Sebuah rudal balistik V-2, yang ditemukan dari Nazi pada akhir perang dunia II, dimuat dengan lalat buah dan menempuh jarak 109km ke udara. Pada kembali ke Bumi, sebuah kapsul yang berisi lalat itu terjun payung ke New Mexico.
Saat membuka kapsul, para ilmuwan menemukan lalat hidup, tanpa bukti efek radiasi. Itu adalah awal dari garis panjang hewan astronot yang akan datang.
2. Monyet dan Simpanse
32 monyet dan kera telah ke luar angkasa, termasuk kera rhesus, monyet ekor babi, monyet cynomolgus, monyet ekor tupai dan simpanse.
Yang pertama adalah kera rhesus yang disebut Albert II. Pada 1949, dia mencapai 134km, tapi meninggal karena benturan ketika memasuki kembali atmosfer Bumi karena kegagalan parasut, sebagaimana dikutip dari Discover Wildlife, Sabtu (7/9/2024).
Setahun sebelumnya, Albert I tercekik dalam kapsul sempitnya sebelum meninggalkan darat. Kera besar pertama di luar angkasa adalah Ham, seekor simpanse yang diluncurkan ke luar angkasa oleh NASA pada 31 Januari 1961. Ham kembali dengan selamat ke Bumi, di mana dia tinggal sampai 1983.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta