Himkah Isra Mikraj
Salah satu pelajaran utama dari peristiwa ini adalah bahwa ruang dan waktu yang terikat oleh hukum alam bagi manusia, tidak terikat untuk Allah. Pada malam itu, Nabi SAW menjembatani ruang dan waktu lalu berpergian ke surga atas kehendak Allah, untuk bertemu dengan-Nya.
Peristiwa ini sekaligus menunjukkan kepada kita bahwa nilai sejati ada di sisi Allah, dan sesuatu yang bagi manusia susah dan tak mungkin, bagi Allah SWT sangat mudah dan sepele.
Dari peristiwa ini pula kita belajar bahwa konsep mukjizat memang sesuatu yang menentang logika, alam, atau jalannya sesuatu. Mukjizat Nabi SAW dengan isra mikraj-nya, juga dimiliki nabi-nabi lain dalam bentuk yang berbeda-beda, seperti Nabi Musa yang dapat mengubah tongkatnya menjadi ular dan membelah Laut Merah, dan Nabi Isa AS yang lahir tanpa ayah dan dapat berbicara ketika bayi.
Semua mukjijat itu merupakan kebesaran Allah SWT, sekaligus petunjuk bahwa di sisi Allah tiada yang tak mungkin, dan Dia menunjukkan jalan kepada siapa saja hamba-Nya yang Dia kehendaki.
Sejatinya, peristiwa Isra Mikraj dapat menjadi penebal keimanan setiap Muslim tentang kebenaran dan keagungan agamanya. Jangan justru memusihi, menghina dan mencelanya.
Dalam surat Al Ma'un ayat 1-7, Allah SWT berfirman yang artinya: "Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya, orang-orang yang berbuat riya dan enggan (menolong dengan) barang berguna".
Editor : Rohman