BANJARBARU, iNews Depok.id - Krisis pangan kini menjadi ancaman masyarakat dunia. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, mengingatkan dalam berbagai kesempatan, jika ancaman ini tidak bisa dipandang sebelah mata.
“Jika tidak ada langkah cepat dan strategis, maka akan berakibat fatal pada seluruh sektor. Untuk itu, seluruh insan pertanian harus bergerak cepat, agar krisis pangan tersebut dapat dicegah secepat mungkin,” ucap Amran, Minggu (14/7/2024).
Plt Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan, langkah-langkah strategis dan efisien yang dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) adalah dengan melakukan pompanisasi pada lahan yang kekeringan, serta melakukan perluasan area tanam, dan mendorong petani untuk melakukan tanam dua sampai tiga kali dalam setahun.
Dedi juga mengatakan, salah satu strategi peningkatan produksi pertanian adalah gerakan pompanisasi yakni penggunaan pompa air untuk mengoptimalkan irigasi dan pengairan lahan pertanian, sehingga menghasilkan panen dan produktivitas yang tinggi.
Untuk melakukan hal tersebut, selain perlunya peralatan pertanian yang memadai, sumber daya manusia juga harus maksimal. Sehingga, keberadaan siswa di lokasi ini tentu akan sangat membantu para petani dan penyuluh dalam memaksimalkan lahan pertanian di daerah mereka.
Untuk mendukung upaya khusus pemerintah dalam mengantisipasi darurat pangan, SMK Pertanian Pembangunan (SMK PP) Negeri Banjarbaru sebagai salah satu UPT Kementan, melakukan gerakan cepat. Dukungan tersebut adalah dengan melaksanakan kegiatan praktik kerja lapangan bagi siswa di lokasi yang menjadi target pompanisasi dan perluasan area tanam lahan pertanian.
Bentuk dukungan itu berupa penerjunan siswa kelas XI Tahun Pelajaran 2024/2025 ke lapangan atau terjun langsung ke BPP dan membantu BPP dan petani. Kali ini SMK-PP Negeri Banjarbaru berkesempatan mengirimkan siswanya ke tiga Kabupaten yaitu Tanah Bumbu, Tapin, dan Banjar, Kalimantan Selatan.
Pengantaran diawali 30 siswa ke Kabupaten Tanah Bumbu, pada Jumat, (05/07/2024). Kemudian Kabupaten Tapin, pada Selasa (09/07/2024), dan terakhir Kamis, (11/07/2024) ke Kabupaten Banjar.
Di kloter pertama SMK PP Negeri Banjarbaru telah menerjunkan peserta didik sebanyak 30 siswa ke Kecamatan Batulicin di Kabupaten Tanah Bumbu. Sedangkan kloter kedua ada 20 siswa berada di kecamatan Tapin Selatan di wilayah Kabupaten Tapin. Serta kloter ketiga ada 10 siswa di kecamatan di wilayah Kabupaten Banjar. Serta nantinya masih tersisa 27 siswa untuk wilayah Kabupaten Tanah Bumbu dan Tanah Laut.
Direncanakan, kegiatan ini akan berlangsung selama enam bulan. Sehingga siswa mendapatkan pengalaman secara langsung bagaimana proses menanam padi, penanggulangan gulma, pemupukan, dan panen.
Menanggapi hal ini Kepala SMK PP Negeri Banjarbaru, Budi Santoso mengatakan jika bekerja di persawahan sebenarnya memberikan energi tersendiri bagi kita.
“Makanya, para petani selalu sehat dan berumur Panjang, saya juga mendorong siswa untuk menyerap ilmu sebanyak-banyaknya, terus berkoordinasi dengan Balai Pelatihan Pertanian, akrab dengan penyuluh dan dekat dengan petani serta masyarakat sekitar,” ujarnya.
Ditambahkan oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Prasarana dan Kesiswaan, Patmawati nantinya siswa akan tinggal di rumah petani yang dekat dengan lahan persawahan, agar benar-benar membantu petani.
“Tugas mereka tentu saja untuk turut membantu para petani dan penyuluh, sehingga perluasan area tanam dapat lebih cepat dilakukan. Selain dituntut hidup mandiri jauh dari orang tua, mereka juga harus banyak belajar bagaimana hidup sebagai seorang petani, mulai dari bangun pagi sampai tidur lagi,” ucap Patmawati.
Pada hari pertama kegiatan, seluruh siswa langsung turun ke lapangan. Mereka melakukan tanam perdana di lokasi persawahan Desa Segumbang bersama Kepala Sekolah, guru pendamping, penyuluh pertanian dan petani setempat.
Kemudian di Kabupaten Tapin siswa juga terjun langsung ke sawah membantu petani di Kecamatan Tapin Selatan. Selanjutnya Kabupaten Banjar siswa terjun ke lahan wilayah Kecamatan Mataraman.
Editor : Mahfud