Plh. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan RI, dr. Theresia Sandra Dian Ratih, MHA memandang pentingnya promosi edukatif bagi masyarakat agar lebih memahami migrain. “Dengan memahami migrain, mereka yang mempunyai gejala migrain segera melaksanakan deteksi dini migrain. Pada saat yang bersamaan, tatalaksana layanan primer terkait migrain juga perlu ditingkatkan agar migrain dapat ditangani lebih lanjut secara tuntas,” ujar dr. Theresia Sandra Dian Ratih.
Dalam diskusi bertajuk “Tatalaksana Migrain Komprehensif dan Terkini”, dr. Isti Suharjanti, Sp.N(K) dari PERDOSNI menjelaskan bahwa migrain adalah kondisi yang sering kali disalahpahami dan dapat berdampak signifikan pada semua aspek kehidupan, termasuk kemampuan untuk bekerja, hubungan sosial, dan kesehatan mental. “Oleh sebab itu, sangatlah penting bagi penyandang migrain mengembangkan strategi sesuai kondisinya untuk mencegah migrain atau mengelola gejala secara lebih baik saat serangan muncul,” jelas dr. Isti Suharjanti.
Pemicu migrain dapat diakibatkan antara lain oleh perubahan hormonal, stres, konsumsi makanan tertentu (seperti keju, alkohol, kafein), pola makan, dan istirahat tidak teratur, bau yang menyengat, cahaya terang, konsumsi terlalu banyak obat, dan lain-lain.
Saat mengalami serangan, ada dua pilihan pengobatan yang dapat dibagi menjadi dua kategori. “Ada pengobatan untuk menghentikan rasa sakit dan pengobatan untuk mencegah serangan migrain dengan menghentikan sinyal rasa sakit dan pembengkakan pembuluh darah,” ungkap dr. Isti Suharjanti.
Migrain bukan halangan. Yuk, kita atasi bersama! Foto: Ist
Dalam berbagi pengalaman sebagai pejuang migrain, Prof. DR. dr. Hasan Sjahrir, Sp.N(K) menjelaskan beberapa strategi mencegah serangan migrain yang dapat dilakukan sesuai situasi dan kondisi penyandang migrain, seperti mencatat kapan saat migrain terjadi, minum lebih banyak air, memerhatikan pemilihan makanan, melakukan teknik manajemen stres, memerhatikan cuaca, makan dan istirahat dengan jadwal reguler. “Ini merupakan salah satu upaya untuk mengambil kendali dalam mengatasi migrain,” jelas Prof. Hasan Sjahrir.
Menanggapi kondisi migrain yang banyak menyerang kaum wanita, Ketua Umum DPD Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) DKI Jakarta, Endah Ansoroedin, menekankan pentingnya membangun lingkungan yang mendukung pekerja wanita dengan migrain. “DPD IWAPI DKI Jakarta memandang pentingnya penanganan migrain secara seksama, sebab pekerja maupun pengusaha wanita yang terkena migrain akan mengganggu performa kerjanya. Otomatis, jika para pekerja maupun pengusaha sehat, maka kinerja dan produktivitas akan meningkat sehingga baik bagi usaha dan perekonomian,” kata Endah Ansoroeddin.
Senior Manager Global Policy and Public Affairs Pfizer Indonesia, Khoirul Amin turut menyampaikan, “Pfizer berharap dengan rangkaian kegiatan promotif selama Bulan Kesadaran Migrain dapat terjadi peningkatan pemahaman dan kepedulian mengenai migrain oleh berbagai komunitas dalam masyarakat umum. Kegiatan promotif ini tidak hanya ditujukan pada para penyandang migrain, tetapi juga keluarga, sahabat, rekan kerja, tempat bekerja, dan praktisi kesehatan”.
Dalam puncak acara pada penutupan kegiatan Bulan Kesadaran Migrain, Ketua PERDOSNI, Dr. dr. Dodik Tugasworo P, Sp.N. Subsp.NIOO(K), MH menyampaikan harapannya akan meningkatnya kesadaran masyarakat melakukan deteksi dini migrain, peningkatan pemahaman tentang pelaksanaan deteksi dini dan tatalaksana migrain di tingkat layanan primer, maupun fasilitas kesehatan rujukan termasuk ketersediaan obat, serta terbentuknya “Komunitas Peduli Migrain” di Indonesia.
Editor : Mahfud