Lebih lanjut dr. Henry Riyanto Sofyan, Sp.N. Subsp.NN(K) menguraikan bahwa gejala migrain dengan aura dapat berkembang melalui empat tahap yaitu prodromal, aura, serangan, dan pasca-dromal. Namun, tidak semua orang yang menderita migrain melewati semua tahapan tersebut.
Pada migrain klasik/migrain dengan aura dapat terjadi 4 tahapan sebagai berikut:
- Prodromal terjadi satu atau dua hari sebelum migrain, dimana perubahan halus akan datangnya migrain dapat dirasakan, termasuk sembelit, perubahan suasana hati, dari depresi hingga euforia, mengidam makanan, leher kaku, peningkatan buang air kecil, retensi cairan, hingga sering menguap.
- Aura atau kunang-kunang muncul sebelum atau selama migrain, bersifat visual tetapi dapat juga mencakup gangguan lain. Setiap gejala biasanya dimulai secara bertahap, berkembang selama beberapa menit dan dapat berlangsung hingga 60 menit.
- Serangan migrain dapat berlangsung 4 hingga 72 jam jika tidak diobati, dan kejadian pada setiap orang dapat beragam. Seseorang dapat terkena serangan migrain beberapa kali dalam sebulan.
- Post-dromal terjadi setelah serangan migrain, dimana pasien merasa lelah, bingung, dan tidak berdaya hingga seharian. Gerakan kepala yang tiba-tiba juga dapat menimbulkan rasa sakit lagi untuk sementara.
Sementara migrain tanpa aura adalah nyeri kepala dengan gambaran di atas tanpa disertai adanya aura.
dr. Henry Riyanto Sofyan, Sp.N. Subsp.NN(K) mengingatkan, “Jika mempunyai riwayat sakit kepala, atau jika pola sakit kepala berubah atau sakit kepala terasa berbeda, atau sering mengalami tanda dan gejala migrain, catat serangan yang dialami dan cara Anda menanganinya, segera konsultasi dengan dokter, untuk menyingkirkan adanya masalah medis yang lebih serius serta untuk mendapatkan penanganan yang tepat berdasarkan tipe nyeri kepalanya”.
Seorang ‘Pejuang Migrain’, Muhammad Ainul Fahmi dari Surabaya mengatakan bahwa penting untuk memahami migrain. Fahmi menyarankan untuk melakukan beberapa perawatan seperti kompres panas atau dingin untuk mengurangi ketegangan, beristirahat di tempat yang tenang, melakukan pijatan lembut pada kepala yang terasa sakit, menambah konsumsi air minum, tidur yang cukup, menjaga pola makan yang sehat, olahraga aerobik untuk meregangkan otot yang tegang, dan jangan lupa selalu konsultasi dengan dokter.
Untuk menurunkan atau menghindari serangan migrain, Fahmi berolahraga secara teratur, termasuk latihan aerobik seperti jalan kaki, jogging, atau bersepeda; mengelola stres, baik melalui terapi atau melakukan relaksasi; membuat jadwal kegiatan dan kebiasaan yang teratur termasuk waktu makan dan waktu tidur; serta mengupayakan keseimbangan hidup dengan pilihan gaya hidup sehat.
Senior Manager Global Policy and Public Affairs Pfizer Indonesia, Khoirul Amin turut menyampaikan, “Pfizer berharap dengan adanya seminar edukatif ini, masyarakat dapat meningkatkan pemahaman dan kepedulian mengenai migrain, tidak hanya bagi penderita migrain, tetapi juga keluarga, sahabat, dan rekan kerja”.
Ketua PERDOSNI, Dr. dr. Dodik Tugasworo P, Sp.N. Subsp.NIOO(K), MH menutup seminar dengan harapan pemahaman masyarakat tentang migrain meningkat, melakukan deteksi dini dengan berkonsultasi dengan dokter untuk perawatan yang tepat, serta terbentuknya “Komunitas Peduli Migrain” sebagai empati dan kepedulian terhadap para pejuang migrain.
Editor : M Mahfud