PURWOREJO, iNews.id – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) siap membantu warga dan pemerintah mencari titik temu terkait penambangan batu andesit di Desa Wadas. Masalah bisa diselesaikan jika semua pihak berkepala dingin.
Penegasan tersebut disampaikan Gus Aun (H Aunullah A’la Habib) Wasekjen GP Ansor dan juga Katib Syuriah PBNU.
Keterlibatan PBNU dinilai vital untuk menghadirkan solusi mengingat mayoritas warga Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo adalah kaum Nahdliyin. Warga Wadas kini terbelah pro kontra penambangan batu andesit yang akan digunakan untuk pondasi Bendungan Bener Purworejo.
Antara pihak pro kontra terjadi konflik sosial. Situasi tersebut membuat rencana pembangunan Bendungan Bener terancam molor. Batu andesit dari Desa Wadas menjadi opsi terbaik untuk pembangunan bendungan tertinggi di Asia Tenggara tersebut.
Nama Desa Wadas mencuat hingga tingkat nasional pascapenangkapan 64 warga pada 8 Februari 2022 oleh polisi.
BACA JUGA:
Warga NU Wadas Dibenturkan, Gus Aun: Ada Pihak Klitikin Jangkrik
Menurut Gus Aun, semua pihak jangan terburu-buru membuat kesimpulan bahwa pemerintah menindas rakyat dan rakyat dimarginalkan. “Terpenting dari semua masalah adalah solusinya, kita harus mencari solusi terbaik,” katanya saat diwawancarai di Wadas, Sabtu (19/2/2022).
“NU 100 persen siap untuk membantu masyarakat dan pemerintah menyelesaikan masalah ini,” katanya.
Gus Aun mengungkapkan Ketua PBNU Gus Yahya (Yahya Cholil Staquf) selalu memantau permasalahan Wadas dari hari ke hari. “Teman-teman pengurus PBNU juga sudah banyak yang turun ke Wadas untuk memonitor situasi. Masalah Wadas akan menjadi keputusan organisasi,” ungkap Gus Aun.
Ia menegaskan PBNU tidak ingin pihak-pihak yang memiliki kepentingan lain membenturkan warga Wadas dan juga membenturkan warga dengan pemeritah. “Jangan sampai masalah Wadas ada pihak-pihak yang memiliki kepentingan lain. Kita semua harus berkepala dingin,” ujar Gus Aun.
“Kita harus membantu rakyat dan mendampingi pemerintah, dua-duanya harus dilaksanakan untuk dicari titik temu,” tambah Gus Aun.
Editor : Mahfud