get app
inews
Aa Text
Read Next : Hendak Jajan, Anak Di Bawah Umur Diduga Dicabuli Pemilik Warung di Bekasi

Viral RS di Bekasi Membludak Karena DBD, Warga Bekasi Barat Mulai Gencarkan Fogging

Selasa, 07 Mei 2024 | 13:09 WIB
header img
Antisipasi DBD di Kota Bekasi, warga RW 07, melaksanakan fogging atau pengasapan. Foto: Ist

BEKASI, iNewsDepok.id - Warga Bekasi dihebohkan dengan beredarnya video membludaknya pasien di RSUD dr Chasbullah Abdulmadjid (CAM) Kota Bekasi. Manajemen RSUD Kota Bekasi pun menanggapi video yang beredar di masyarakat tersebut.

Dalam video viral yang diterima iNews, perekam video menarasikan Ruang IGD di RSUD Kota Bekasi dipenuhi pasien pada Minggu, (5/5/2024). Dalam video terlihat para pasien yang sedang memerlukan perawatan inap memenuhi area Ruang IGD rumah sakit tersebut.

Bahkan, tampak sejumlah pasien anak hingga lansia yang tidak kebagian tempat tidur harus dirawat menggunakan kursi roda dengan selang infus yang masih terpasang di lengan.

"Kondisi IGD RSUD Kota Bekasi saat ini penuh. Ruang rawat inapnya pun full. DBD luar biasa, mohon untuk pencegahan di rumah masing-masing dan pengurus RT/RW melakukan fogging untuk lingkungannya masing-masing ya kawan-kawan. Bekasi darurat DBD dan sudah tidak sedikit korban meninggal dunia," demikian narasi dalam postingan video tersebut.

Direktur RSUD CAM dr Kusnanto mengatakan, video yang beredar tersebut diakuinya bukan dari pihak RSUD.  

"Kondisi Ruang IGD RSUD CAM pada 5 Mei 2024 cukup kondusif," kata Kusnanto dalam keterangannya Senin (6/5/2024). 

Menurut dia, pelayanan RSUD terus berjalan dengan baik. Namun Kusnanto mengakui, dalam enam bulan terakhir ada peningkatan kunjungan pasien serta peningkatan rawat inap.

Kusnanto menambahkan, hal itu disebabkan meningkatnya penyebaran penyakit infeksi saluran pernapasan serta demam berdarah.

Meskipun kunjungan IGD sangat tinggi dan selalu penuh, pihaknya mengaku pelayanan tetap dapat dilakukan dengan optimal. 

"Jumlah kunjungan IGD dalam enam bulan terakhir meningkat dengan rata–rata 250–300 pasien per hari, ini berdampak terhadap meningkatnya BOR rawat inap yang mencapai 90% lebih. Tren penyakit yang dominan adalah infeksi saluran pernapasan terutama pada anak dan demam berdarah. Kapasitas IGD sekitar 60 bed/brankar yang terdiri dari bed/brankar anak dan dewasa serta terdapat kriteria tingkat keparahan penyakit dan kondisi pasien yang datang," ujarnya. 

Dia menuturkan, waktu yang dibutuhkan untuk layanan IGD dari mulai pasien datang hingga dilakukan diagnosa dan keputusan rawat inap atau rawat jalan berdasarkan SOP adalah enam jam. Dalam kondisi tertentu terjadi keterlambatan atau delay layanan sehingga lebih dari enam jam akibat kondisi ruang rawat inap yang penuh.

Sehingga dalam kondisi tersebut, diupayakan untuk tetap dapat mengakomodir kebutuhan rawat inap dengan diterapkan kebijakan fleksibilitas di ruang rawat inap berdasarkan tren penyakit yang sedang meningkat.

"Jika kapasitas bed ruang rawat inap tetap penuh maka pasien dimotivasi untuk dirujuk, namun seringkali terkendala akibat pasien dan keluarga menolak atau sulit mendapatkan tempat ranap melalui jejaring rumah sakit baik yang ada di Kota Bekasi maupun di luar Kota Bekasi," ucapnya.

Sementara itu, guna mengantisipasi lonjakan demam berdarah dengue (DBD), sejumlah warga, salah satunya di RW 07, Kelurahan Jakasampurna, Bekasi Barat, Kota Bekasi, melakukan pengasapan atau fogging, untuk menanggulangi terjangkitnya DBD. Terlebih, sejak Maret 2024 tercatat lebih dari 400 warga Bekasi terjangkit DBD.

Ketua di RW 07, Kelurahan Jakasampurna, Bekasi Barat, Yahya Yohatma mengatakan, langkah warga melakukan fogging karena maraknya kasus DBD cukup mengkhawatirkan. Yahya mencatat, ada lima laporan warganya yang terjangkit oleh penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

"Sejak hari Sabtu (4/5/2024) ada lima warga yang melaporkan terjangkit DBD. Belum diketahui penyebabnya dari mana," ujar Yahya, saat dihubungi iNews, Selasa (7/5/2024).

"Melihat kondisi seperti ini langkah 3M sudah telat, jadi kita langsung adakan fogging," imbuhnya.

Yahya mengaku, langkah fogging tersebut merupakan inisiatif warga yang dinilai efektif untuk membasmi jentik dan nyamuk. Dari sembilan RT yang ada di wilayahnya, semua sudah dilakukan pengasapan pembasmian jentik nyamuk secara bertahap. Sasaran pengasapan tersebut selain menyasar ke lingkungan warga, juga ke sejumlah sekolahan.

"Dari pemerintah melalui kelurahan dan puskesmas hanya menyarankan 3M terkait DBD, untuk fogging swadaya lingkungan. Kita sudah jalankan pada tiga RT di hari Sabtu kemarin, dan enam RT selesai tadi pagi," pungkasnya.

Editor : M Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut