DEPOK, iNews Depok.id - Seorang pria di Kota Depok menjadi korban pengeroyokan pegawai pangkas rambut. Sebanyak enam orang turut andil dalam aksi pengeroyokan tersebut, semuanya merupakan pegawai toko Sanclub Barbers, di Jalan Arif Rahman Hakim, Kota Depok tersebut, termasuk pemilik toko.
Korban dipegangi, ditendang, hingga babak belur tak berdaya.
Kendati demikian, pihak korban menyayangkan, bahwasannya pihak kepolisian tak bisa mengambil tindak tegas terhadap para pelaku pengeroyokan.
Padahal, peristiwa itu dilaporkan pada hari itu juga, dan hingga kini pihak korban belum mendapatkan keadilan, dan pelaku masih berkeluyuran bebas dan beraktivitas seperti biasanya.
Saksi mata sekaligus korban berinisal S menjelaskan, awal mulanya, ia yang berprofesi sebagai penjaga kasir di sana memberi informasi kepada salah satu pemangkas yang ada di sana, untuk segera menyelesaikan tugasnya.
Karena, keadaan toko kala itu sudah tidak lagi menerima pelanggan (close order).
Sedangkan, kondisi toko pada saat itu sedang padat pelanggan atau penuh dengan antrian. Untuk itu, S meminta pemangkas di sana untuk menyelesaikan tugasnya, agar toko dapat tutup sesegera mungkin karena sudah larut malam.
“Saat saya menegur kapster (pemangkas) untuk segera melayani pelanggan. Leonardi selaku kapster tidak terima, seakan saya nyuruh dia buat kerja terus, dan dia (Leonardi) teriak, membentak dari luar toko hingga terdengar ke dalam toko. Padahal, suasana pada saat itu sedang ramai pelanggan,” jelas dia.
Bentakan yang dilakukan Leonardi sontak membuat S menangis. Setelah mendapat perlakuan tak mengenakkan itu, ia kemudian melaporkan hal tersebut kepada pemilik toko. Seketika itu juga, Leonardi kemudian dipanggil pemilik toko, dan kembali melanjutkan pekerjaannya.
“Akhirnya dia dipanggil. Entah ditegur atau apa, Leonardi kemudian langsung nyukur kembali, tapi dengan raut wajah kesal,” kata dia.
Singkat cerita. Sekira pukul 23:30 WIB, S dijemput oleh pacarnya. Ia menceritakan pengalaman tak mengenakkan itu kepada pacarnya. Mendengar apa yang telah terjadi, pacarnya itu pun kemudian memutarbalikan kendaraannya. Kembali ke toko tersebut, untuk menegur Leonardi yang telah membuat S menangis karena dibentak di depan banyak orang.
“Ketika sampai di toko, saya sempat tahan dan menenangkan pacar saya agar tak perlu menegur Leonardi,” ungkap dia.
Sebelum pengeroyokan itu terjadi, S mengaku, pacarnya kala itu hanya berniat untuk menegur Leonardi, sekadar meminta klarifikasi atas apa yang telah dilakukannya hingga membuat S menangis. Tetapi, kehadiran pacar S itu tak disambut baik oleh para pegawai toko Sansclub Barbers.
“Pacar saya bertanya, kenapa harus bersikap seperti itu kepada perempuan. Tapi, Leonardi malah marah. Bawa-bawa masalah lain dengan nada kasar. Pacar saya, yang awalnya berniat sekadar menegur pun makin tersulut emosi dan narik baju Leonardi,” ungkap dia.
Saat kedua belah pihak tersebut sedang adu mulut, S mengungkapkan, tiba-tiba rekan Leonardi bernama Reza datang dan langsung menandang. Pengeroyokan pun terjadi. Tak berdaya, pacar S dipukuli habis-habisan oleh pegawai Sansclub Barbers.
“Pacar saya dipegangin sama pegawai-pegawai di sana. Dipukulin habis-habisan. Tak lama kemudian, pemilik toko keluar. Karena Leonardi itu adiknya dan ia tak terima dengan hadirnya pacar saya, kemudian ia langsung memukul pacar saya dengan kencang sampai berdarah di hidung,” jelas dia.
Setelah pemilik toko datang dan memuku keras, pengeroyokan yang dilakukan pun semakin brutal. Korban penuh akan darah dan babak belur. Tak berdaya lantaran dihabisi enam pegawai Sansclub Barbers.
“Saya akhirnya teriak minta tolong. Karena posisi Sansclub Barbers itu di pinggir jalan raya, akhirnya banyak orang yang berhenti buat misahin. Dari situ, kami disuruh buat laporan sama banyak orang. Di sana, saya langsung bawa pacar saya ke Polsek Beji. Dari sana, saya langsung diarahin ke Polres Metro Depok dan langsung divisum,” jelas dia.
Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (31/3) dini hari. Kendati laporan tersebut sudah diajukan ke Polres Depok, namun hingga Selasa (2/4) ini, belum ada panggilan dari pihak kepolisian atau tindakan lebih lanjut terhadap pelaku yang terlibat dalam pengeroyokan tersebut.
“Saya sangat menyayangkan pihak kepolisian belum bisa bertindak tegas terhadap para pelaku. Padahal, lokasi toko, wajah pelaku, nama dan identitas lainnya sangat mudah untuk dicari. Tetapi, pelaku masih berkeliaran bebas. Seakan tanpa dosa usai melakukan pengeroyokan,” tutur S.
Menanggapi hal ini, salah satu pegawai Sansclub Barbers, Leonardi membantah bahwa pengeroyokan pacar S itu diawali dari pegawai toko. Pengakuannya, pacar S datang ke toko dengan emosi yang tersulut, sehingga hal itu memicu terjadinya pengeroyokan.
“Dia datang ke toko mencari saya. Kemudian saya keluar. Tiba-tiba, dia menarik kerah baju saya dan memukul pelipis kanan saya lebih dulu, dan hal itu lah yang memicu terjadinya pengeroyokan,” klaim dia.
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Depok, Kompol Suardi Jumaing mengatakan, saat ini pihak kepolisian tengah melakukan pengecekan perkara pengeroyokan yang terjadi di Sansclub Barbers kala itu.
“Mohon waktunya. Kami cek ya, untuk update perkaranya,” ucap Kompol Suardi Jumaing.
Editor : Mahfud