JAKARTA, iNewsDepok.id – Guna mendukung optimalisasi produksi padi serta mewujudkan swasembada pangan, Kementerian Pertanian (Kementan) memiliki strategi khusus yakni ekstensifikasi lahan melalui pengembangan agribisnis di lahan rawa. Salah satu provinsi yang menjadi lokasi optimalisasi adalah Sumatera Selatan (Sumsel).
Upaya ini dilakukan oleh Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman sebagai upaya nyata pemerintah dalam mengejar peningkatan produksi pangan dalam negeri utamanya beras. Upaya ini dilakukan melalui peningkatan indeks pertanaman (IP) dengan menggunakan varietas unggul baru (VUB) padi yang adaptif, dipadukan dengan mekanisasi pertanian untuk rawa.
Dalam kunjungan kerja di Desa Sumber Hidup, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin, Sumsel awal Maret 2024 lalu, Mentan menegaskan bahwa salah satu sasaran utama optimalisasi lahan rawa yang dilakukan di Sumsel yakni meningkatkan indeks pertanaman yang masih rendah yakni dari sekali menjadi tiga kali dalam setahun sehingga ke depan ada tambahan produksi beras sebesar satu hingga dua juta ton khusus dari Provinsi Sumsel.
“Untuk tahun 2024 di sini (Sumsel) ada lahan kurang lebih 100 ribu hektare yang akan kita jadikan pertanian modern. Jika dulu produktivitas lahannya lima ton per hektare maka nanti setelah optimalisasi, produktifitas akan menjadi 10 ton per hektare, kemudian biayanya turun 60 persen, minimal 50 persen karena menggunakan mekanisasi, semua full menggunakan mekanisasi,”kata Mentan Amran, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (19/3/2024).
Mentan pun mengungkapkan keberhasilan swasembada tak lepas dari keterlibatan dukungan berbagai pihak mulai dari pemerintah daerah, penyuluh, dan petani muda.
Secara terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi pun akan memastikan keterlibatan petani muda untuk terjun langsung dan berpartisipasi aktif dalam mendukung terlaksananya program ini.
"Penggerak utama dari program ini adalah petani muda. Tetapi bukan berarti petani tua tidak dapat terlibat. Justru melalui program ini akan terjadi kolaborasi antara berbagai pihak, namun penggeraknya adalah petani muda. Kita akan melibatkan alumni Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan), Politeknik Enjinering Pertanian Indonesia (PEPI) serta Sekolah Menengah Kejuruan Pembangunan Pertanian (SMKPP) demi keberhasilan program ini,” tegas Dedi.
Sebagai tahap awal dalam dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha Widi Arsanti melakukan sosialisasi di BPP Kecamatan Muara Telang, Banyuasin, Sumatera Selatan (17/03/2024).
Kegiatan sosialisasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi integrasi pertanian di lahan rawa serta berbagai kesiapan seluruh pihak.
"Nantinya program integrasi pertanian ini selain fokus pada peningkatan produksi padi akan ada integrasi dengan peternakan misalnya ikan atau bebek," tutur Santi.
Program ini disambut baik oleh Camat Muara Telang serta Kepala Desa Telang Rejo, Kepala Desa Muktijaya, dan Kepala Desa Pancamukti.
"Dengan kolaborasi yang baik antara alumni Polbangtan/PEPI/SMKPP dengan petani saya selaku perwakilan pemerintah disini siap mendukung program ini," ungkap Camat Telang Rejo.
Editor : M Mahfud