Faktor Risiko BAB Berdarah
BAB berdarah dapat terjadi pada siapa saja. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami BAB berdarah, yaitu:
- Mengalami sembelit (konstipasi).
- Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
- Mengonsumsi obat antiinflamasi non-steroid (OAINS) dalam jangka panjang.
- Menderita sirosis hati.
Gejala BAB Berdarah
Gejala BAB berdarah tergantung pada jenisnya. Pada penderita hematochezia, gejala utama yang timbul adalah darah pada feses yang berwarna merah segar. Selain keluar bersama feses, darah juga dapat menetes langsung dari anus. Pada penderita melena, gejala utama yang timbul adalah feses yang berwarna hitam pekat dan berbau busuk. Selain itu, BAB berdarah juga dapat disertai dengan gejala lain, seperti:
- Nyeri perut
- Mual atau muntah
- Diare atau konstipasi
- Demam
- Pucat
- Lemas
- Sesak napas
- Jantung berdebar
- Penurunan berat badan
Cara Mengatasi BAB Berdarah
Cara mengatasi BAB berdarah akan bervariasi tergantung pada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah wasir, salah satu cara untuk meredakan nyerinya adalah dengan mandi air hangat. Selain itu, mengoleskan krim tanpa resep atau dengan resep dokter juga dapat mengurangi iritasi. Namun, jika penyebab BAB berdarah adalah fisura ani akibat konstipasi, mengobati konstipasi memungkinkan fisura tersebut sembuh. Selain itu, ada sejumlah perawatan rumahan untuk mengurangi risiko BAB berdarah, seperti:
- Konsumsi makanan berserat tinggi, seperti buah dan sayuran.
- Berolahraga secara teratur untuk mencegah sembelit.
- Menjaga kebersihan area dubur.
- Tetap terhidrasi dengan baik.
Editor : M Mahfud