DEPOK, iNewsDepok.id - Buang air besar (BAB) berdarah adalah kondisi yang terjadi ketika terdapat darah dalam tinja atau feses. Darah bisa terlihat pada feses atau ketika penderita kondisi ini sedang membersihkan duburnya.
BAB berdarah bisa menjadi tanda pendarahan pada saluran pencernaan atau kondisi tertentu, seperti wasir atau radang usus. BAB berdarah tidak selalu menandakan masalah kesehatan yang serius.
Meski demikian, BAB berdarah tetap perlu ditangani karena bisa menyebabkan kondisi yang fatal. Oleh sebab itu, segera lakukan pemeriksaan ke dokter apabila terlihat ada darah dalam feses.
Penyebab BAB Berdarah
Berdasarkan lokasi terjadinya perdarahan, BAB berdarah dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Hematochezia
Hematochezia disebabkan oleh perdarahan pada saluran pencernaan bagian bawah, misalnya di usus besar atau rektum. Pada penderita hematochezia, darah yang keluar bersama feses akan terlihat merah. Hal ini terjadi karena perdarahan terletak di area yang tidak jauh dari dubur, sehingga darah keluar dalam keadaan masih segar.
Beberapa kondisi yang dapat mengakibatkan hematochezia atau perdarahan saluran pencernaan bagian bawah adalah:
- Wasir (hemoroid), yaitu kondisi ketika pembuluh darah di area anus melebar dan berisiko menyebabkan perdarahan.
- Fisura ani, yaitu luka terbuka di anus.
- Divertikulitis, yaitu peradangan atau infeksi pada kantong-kantong kecil tidak normal yang terbentuk di saluran pencernaan (divertikula).
- Radang usus, yaitu peradangan pada usus yang dapat merujuk pada penyakit Crohn atau kolitis ulseratif.
- Polip usus besar, yaitu pertumbuhan jaringan abnormal yang bertangkai dan berukuran kurang dari 1,5 cm.
- Tumor jinak di usus besar dan rektum yang dapat menyebabkan perdarahan.
- Kanker usus besar.
2. Melena
Melena disebabkan oleh perdarahan pada saluran pencernaan bagian atas. Pada melena, darah pada feses akan terlihat hitam pekat karena tercampur dengan enzim dan asam lambung. Ada sejumlah kondisi yang dapat menimbulkan perdarahan saluran pencernaan bagian atas, yaitu:
- Varises esofagus, yaitu pelebaran pembuluh darah vena di kerongkongan (esofagus).
- Esofagitis, yaitu peradangan pada lapisan kerongkongan akibat penyakit GERD.
- Tukak lambung, yaitu luka yang terbentuk di permukaan dalam dinding lambung.
- Sindrom Mallory-Weiss, yaitu kondisi yang ditandai dengan robekan pada jaringan di area kerongkongan yang berbatasan dengan lambung.
- Gastritis, yaitu peradangan pada lapisan pelindung di lambung.
- Kanker lambung.
Faktor Risiko BAB Berdarah
BAB berdarah dapat terjadi pada siapa saja. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami BAB berdarah, yaitu:
- Mengalami sembelit (konstipasi).
- Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
- Mengonsumsi obat antiinflamasi non-steroid (OAINS) dalam jangka panjang.
- Menderita sirosis hati.
Gejala BAB Berdarah
Gejala BAB berdarah tergantung pada jenisnya. Pada penderita hematochezia, gejala utama yang timbul adalah darah pada feses yang berwarna merah segar. Selain keluar bersama feses, darah juga dapat menetes langsung dari anus. Pada penderita melena, gejala utama yang timbul adalah feses yang berwarna hitam pekat dan berbau busuk. Selain itu, BAB berdarah juga dapat disertai dengan gejala lain, seperti:
- Nyeri perut
- Mual atau muntah
- Diare atau konstipasi
- Demam
- Pucat
- Lemas
- Sesak napas
- Jantung berdebar
- Penurunan berat badan
Cara Mengatasi BAB Berdarah
Cara mengatasi BAB berdarah akan bervariasi tergantung pada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah wasir, salah satu cara untuk meredakan nyerinya adalah dengan mandi air hangat. Selain itu, mengoleskan krim tanpa resep atau dengan resep dokter juga dapat mengurangi iritasi. Namun, jika penyebab BAB berdarah adalah fisura ani akibat konstipasi, mengobati konstipasi memungkinkan fisura tersebut sembuh. Selain itu, ada sejumlah perawatan rumahan untuk mengurangi risiko BAB berdarah, seperti:
- Konsumsi makanan berserat tinggi, seperti buah dan sayuran.
- Berolahraga secara teratur untuk mencegah sembelit.
- Menjaga kebersihan area dubur.
- Tetap terhidrasi dengan baik.
Jika pengobatan rumahan tidak berhasil, maka perawatan medis perlu menjadi pilihan. Jika penyebabnya wasir, BAB berdarah mungkin memerlukan perawatan yang lebih invasif.
Dokter dapat menggunakan salah satu dari beberapa metode untuk menghentikan pendarahan akut. Biasanya, dokter menggunakan endoskopi untuk menyuntikkan obat ke tempat pendarahan, merawat sumber pendarahan dengan arus listrik atau laser, atau memasang pita atau klip untuk menutup pembuluh darah. Jika endoskopi tidak dapat mengontrol perdarahan, dokter juga dapat menggunakan angiografi untuk menyuntikkan obat ke dalam pembuluh darah untuk mengontrol perdarahan.
Selain itu, perawatan bervariasi tergantung pada penyebabnya, dan mungkin termasuk obat-obatan seperti antibiotik untuk mengobati H. pylori, yang menekan asam lambung.
Kamu juga bisa menggunakan obat antiinflamasi untuk mengobati kolitis. Namun pembedahan mungkin saja dokter lakukan untuk mengangkat polip atau bagian usus besar yang rusak akibat kanker, divertikulitis, atau penyakit radang usus.
Editor : M Mahfud