get app
inews
Aa Text
Read Next : Bermodal Biaya Pribadi, YLCC Berharap Revitalisasi Depok Lama Segera Terwujud

Arkeolog Temukan Penjara Kuno untuk Kurung Budak Bersama Keledai

Sabtu, 09 Desember 2023 | 16:04 WIB
header img
Pemandangan menunjukkan "penjara toko roti" tempat para budak dan keledai dikurung untuk menggiling biji-bijian yang dibutuhkan untuk membuat roti, di situs arkeologi kuno Pompeii, Italia. Foto: Reuters

DEPOK, iNewsDepok.id - Para arkeolog di kota Romawi kuno Pompeii telah menemukan "penjara toko roti" tempat para budak dan keledai dikurung untuk menggiling biji-bijian yang dibutuhkan untuk membuat roti, kata situs arkeologi tersebut pada Jumat.

Sebuah ruangan sempit tanpa pemandangan dunia luar dan jendela-jendela kecil yang tinggi di dinding dengan jeruji besi ditemukan selama penggalian, yang merupakan bagian dari proyek yang lebih besar untuk mengamankan lereng di sekitar area kota yang belum dijelajahi.

Lekukan di lantai mengoordinasikan pergerakan hewan yang terpaksa berjalan dengan mata tertutup selama berjam-jam, kata pernyataan taman arkeologi.

“Ini adalah ruang di mana kita harus membayangkan kehadiran orang-orang dengan status budak ini adalah sisi paling mengejutkan dari perbudakan kuno dan kekerasan brutalnya”, kata direktur Pompeii Gabriel Zuchtriegel, dikutip Reuters, Sabtu (9/12/2023).

Toko roti adalah bagian dari tempat kerja sebuah rumah besar yang area tempat tinggalnya dihiasi dengan lukisan dinding yang terpelihara dengan baik.

Pada bulan Agustus, para arkeolog menemukan sebuah kamar tidur kecil di sebuah vila Romawi dekat Pompeii yang hampir pasti digunakan oleh para budak, sehingga menjelaskan kondisi mereka di dunia kuno.

Pompeii dan daerah sekitarnya tenggelam oleh abu vulkanik ketika Gunung Vesuvius meledak pada tahun 79 M, menewaskan ribuan orang Romawi yang tidak tahu bahwa mereka tinggal di bawah salah satu gunung berapi terbesar di Eropa.

Letusan tersebut mengubur kota tersebut dalam lapisan abu tebal, sehingga menyelamatkan banyak penduduk dan bangunannya.

Situs ini menjadi tempat terjadinya lonjakan aktivitas arkeologi baru-baru ini yang bertujuan untuk menghentikan pembusukan dan pengabaian selama bertahun-tahun, sebagian besar berkat proyek yang didanai Uni Eropa senilai 105 juta euro ($113 juta) yang baru saja selesai.

Editor : M Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut