get app
inews
Aa Text
Read Next : Menteri PPMI Lepas 429 Pekerja Migran ke Korea Selatan ​​​​​​​

Robot Salah Deteksi, Pria Tewas Dikira Kardus

Senin, 20 November 2023 | 08:07 WIB
header img
Pria Meninggal karena Kesalahan Identifikasi Robot yang Mengira Ia Sebuah Kardus. Foto: Istimewa

SEOUL, iNewsDepok.id - Sebuah insiden tragis terjadi di Korea Selatan ketika seorang pria tewas akibat robot industri yang salah mengira dia sebagai kardus. Pria tersebut adalah seorang pekerja robotika yang sedang memeriksa sensor robot di sebuah pabrik pemilahan paprika di Provinsi Gyeongsang Selatan.

Menurut laporan media Yonhap, robot tersebut bertugas mengangkat kardus berisi paprika dan meletakkannya di atas palet. Namun, robot tersebut diduga mengalami malfungsi dan mengidentifikasi pria tersebut sebagai kardus juga. Lengan robot tersebut kemudian mendorong tubuh bagian atas pria tersebut ke conveyor belt dan meremukkan wajah dan dadanya.

Pria tersebut sempat dilarikan ke rumah sakit tetapi kemudian meninggal karena luka di kepala dan dada. Pria tersebut diketahui berusia 40-an tahun dan merupakan karyawan dari perusahaan yang memproduksi lengan robot tersebut. Ia sedang melakukan pengecekan pengoperasian sensor robot tersebut sebelum uji coba di pabrik pada Rabu (8/11/2023) waktu setempat.

Peristiwa ini menimbulkan kekhawatiran tentang keselamatan kerja di era robotisasi dan kecerdasan buatan. Sebelumnya, pada Maret 2023, seorang pria Korea Selatan berusia 50-an tahun menderita luka serius setelah terjebak oleh robot saat bekerja di pabrik suku cadang mobil.

"Dalam kasus ini, kami telah memulai penyelidikan menyeluruh untuk memahami kronologinya dan memastikan apakah ada kegagalan dalam sistem deteksi kami," kata juru bicara perusahaan pengembang robot.

Laporan tersebut juga mencatat bahwa insiden ini mengundang pertanyaan serius tentang etika penggunaan teknologi keamanan yang semakin otomatis. Warga Korea mengekspresikan kekhawatiran mereka tentang potensi risiko jika teknologi tersebut tidak dapat membedakan situasi yang sebenarnya.

Reaksi warganet terhadap kejadian ini bermacam-macam, dengan beberapa mengkritik kurangnya kehati-hatian dalam mengimplementasikan teknologi semacam ini. Di media sosial, banyak yang menyoroti perlunya regulasi yang ketat dan uji coba yang lebih ketat sebelum teknologi semacam ini diperkenalkan ke masyarakat.

"Ini sangat mengerikan. Bagaimana bisa robot salah mengira manusia dengan kardus? Apakah tidak ada sistem pengamanan yang memastikan bahwa robot tidak membahayakan manusia?" tulis warganet.

“Saya turut berduka cita atas kematian pria tersebut. Saya harap ada investigasi yang menyeluruh terhadap penyebab malfungsi robot tersebut. Saya juga berharap ada peraturan yang lebih ketat tentang penggunaan robot di industri,” tambah warganet.

“Ini adalah contoh buruk dari dampak negatif robotisasi dan kecerdasan buatan. Robot tidak bisa dipercaya sepenuhnya. Manusia harus tetap berhati-hati dan waspada saat berinteraksi dengan robot," tambah warganet.

“Saya kaget mendengar berita ini. Saya bekerja di bidang robotika dan saya tahu betapa sulitnya membuat robot yang bisa mengenali objek dengan tepat. Saya berpikir bahwa robot tersebut mungkin memiliki masalah pada sensor atau algoritma pengenalan objeknya," tambah warganet.

"Teknologi canggih harus dibarengi dengan sistem keamanan yang kuat. Kasus seperti ini menunjukkan bahwa kita perlu mempertimbangkan dampak dan risiko yang mungkin timbul sebelum mengandalkan teknologi sepenuhnya." tambah warganet.

Pemerintah setempat juga dilibatkan dalam diskusi terkait insiden ini, dengan beberapa anggota parlemen menyerukan peninjauan menyeluruh terhadap kebijakan dan prosedur yang mengatur penggunaan robot pengawas dalam masyarakat. Insiden ini menjadi pengingat penting tentang pentingnya mendekati kemajuan teknologi dengan kewaspadaan dan tanggung jawab.

Editor : M Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut