JAKARTA, iNewsDepok.id – Secara global, terjadi peningkatan kasus Multiple Myeloma sebanyak 126% dari tahun 1990 hingga 2016 dan sebesar 106% hingga 192% untuk semua kuintil SDI (Socio Demographic Index).
Tiga wilayah dunia dengan tingkat kejadian Multiple Myeloma tertinggi berdasarkan usia adalah Australasia, Amerika Utara, dan Eropa Barat.
Walaupun Indonesia tidak termasuk dalam tiga wilayah tersebut, namun berdasarkan data Globocon tahun 2020, diperkirakan terdapat 3.151 pasien baru terdiagnosa Multiple Myeloma di Indonesia.
Gejala yang sering mirip dengan penyakit lain, membuat pasien datang sudah dalam keadaan terlambat untuk mendapatkan perawatan.
Multiple Myeloma sendiri merupakan salah satu jenis kanker darah yang menyerang sel plasma di sumsum tulang belakang. Kondisi ini terjadi saat sel-sel plasma yang tidak normal (abnormal) tumbuh dan berkembang secara berlebihan dan mengganggu sel-sel yang sehat di sekitarnya.
Sel-sel kanker ini juga memproduksi antibodi abnormal. Selain tidak bisa berfungsi untuk melindungi tubuh, penumpukan antibodi abnormal tersebut bisa merusak organ tertentu seperti ginjal, tulang, dan sistem saraf.
Risiko Multiple Myeloma meningkat seiring bertambahnya usia dan umumnya tidak dapat disembuhkan, dengan angka kematian yang masih sangat tinggi. Sekitar setengah dari pasien yang baru terdiagnosa tidak dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun dan sekitar satu dari sepuluh pasien dengan Multiple Myeloma akan meninggal dalam kurun waktu satu tahun setelah didiagnosa.
Dalam webinar Multiple Myeloma: Early Detection for Your Protection yang diadakan secara daring oleh Johnson & Johnson Indonesia pada Kamis, 02 November 2023 di Jakarta, dr. Ralph Girson Gunarsa Sp.PD-KHOM., Dokter Spesialis Penyakit Dalam - Konsultan Hematologi Onkologi Medik selaku pembicara tamu mengatakan, “Gejala Multiple Myeloma umumnya tidak spesifik seperti misalnya nyeri punggung yang sering dialami, nyeri dada, sakit perut, dan tidak selalu berupa rasa nyeri pada tulang. Namun pasien perlu waspada akan nyeri yang persisten dan tidak dapat dijelaskan, merasa tidak sehat secara umum atau kondisi anemia yang penyebabnya tidak diketahui. Dengan gejala tersebut pasien diharapkan segera melakuan pemeriksaan Myeloma.”
Sebab, lanjut dr. Ralph Girson, jika tidak segera ditangani, Multiple Myeloma dapat menyebabkan beragam komplikasi, antara lain gangguan pada tulang, seperti nyeri tulang, tulang keropos, dan tulang patah, mudah terkena infeksi, anemia, dan trombositopenia serta gagal ginjal.
dr. Ralph Girson Gunarsa Sp.PD-KHOM., Dokter Spesialis Penyakit Dalam - Konsultan Hematologi Onkologi Medik. Foto: Tangkapan Layar/Novi
Oleh karena itu, dr. Ralph Girson menyampaikan pentingnya memahami dan melakukan pemeriksaan Multiple Myeloma agar pasien mendapatkan penanganan yang tepat sejak dini.
Selama lebih dari 30 tahun komitmen berkelanjutan dari Johnson & Johnson terhadap inovasi telah membuka jalan di bidang onkologi. Perusahana secara konsisten terus berdedikasi mengembangkan pengobatan inovatif untuk kanker darah selama hampir 20 tahun.
“Komitmen global kami terhadap inovasi telah membuka jalan di bidang onkologi selama lebih dari 30 tahun. Jangkauan, sumber daya, dan jaringan koneksi kami di seluruh Perusahaan Johnson & Johnson, akademisi, pemerintah, dan organisasi layanan kesehatan lainnya, membantu mengatasi tantangan yang belum terpenuhi dalam kanker paling mematikan, mengembangkan inovasi baru dan berbeda dalam bidang farmasi dan teknologi medis," ungkap Devy Yheanne, Country Leader of Communications & Public Affairs Johnson & Johnson Pharmaceutical for Indonesia, Malaysia & Philippines.
Komitmen Perusahaan dalam menjaga kesehatan dan menciptakan harapan bagi semua orang yang terkena dampak dari kanker adalah hal yang mendorong Johnson & Johnson untuk melawan penyakit ini di setiap tahap – bahkan sebelum penyakit itu muncul dan tidak akan berhenti sampai berhasil menghilangkan kanker.
Editor : M Mahfud