MALANG, iNewsDepok.id - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) menggelar kuliah umum yang diikuti puluhan ribu mahasiswa Universitas Brawijaya.
Kuliah Umum merupakan rangkaian kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMABA) Universitas Brawijaya Malang, Rabu (27/9).
Sejumlah 2.000 mahasiswa hadir secara luring dan 13.448 mahasiswa secara daring.
Dari BNPT RI hadir Mayjen TNI Nisan Setiadi, Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi.
Nisan membawakan tema
Pencegahan Radikalisme dalam Program Bela Negara.
Menurut Nisan Setiadi, sebagai pelanjut masa depan bangsa, mahasiswa harus mempunyai rasa cinta tanah air dan wawasan kebangsaan. Dengan demikian bangsa akan selalu
memiliki ketahanan terhadap ideologi dari luar.
"Perkuat rasa cinta tanah air, bela negara, mencintai bangsa indonesia, punya wawasan kebangsaan yang luar biasa sehingga punya ketahanan terhadap budaya atau mungkin ideologi yang datang dari luar," kata Nisan.
Jenderal bintang dua TNI AD ini juga mengingatkan para mahasiswa mengenai empat konsesus dasar kebangsaan sebagai jati diri bangsa yaitu Pancasila, UUD 1946, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
"Indonesia sudah punya jati diri yaitu 4 konsensus dasar yang perlu ditanamkan sejak dini," terang Nisan.
Dengan menjiwai 4 konsensus dasar, generasi muda bisa menghadapi berbagai tantangan bangsa. Salah satunya dengan mewaspadai virus intoleransi, radikalisme dan terorisme yang berbasis pada ideologi kekerasan.
"Saya yakin dengan adanya penguatan 4 konsensus dasar tersebut, kita akan menjadi negara yang kuat, menjadi negara yang besar secara ekonomi," papar Nisan.
Jenderal TNI bintang dua tersebut menjelaskan bangsa-bangsa besar di dunia, selalu memiliki jati diri kuat.
"Dengan 4 konsensus dasar, akan tercipta Indonesia yang damai, bermartabat, dan Indonesia yang maju," jelas Deputi 1 BNPT tersebut.
Nisan mengingatkan perlunya kewaspadaan ideologi radikalisme yang menyerang Indonesia. Ideologi radikalisme berbahaya karena bertujuan memecah belah bangsa.
Editor : M Mahfud