Lebih lanjut, Wapres berpesan agar pesantren dapat mengembangkan upaya-upaya baik yang telah dilakukan selama ini, untuk semakin memajukan santri dan masyarakat sekitar.
"Saya bertemu para ulama di Buntet, tidak hanya ulama pimpinan Buntet, ada Pesantren Babakan Caringin, Pesantren Gedongan, dan ada beberapa kiai yang lain, membicarakan bagaimana peran pesantren yang sudah dilaksanakan," imbuh Wapres.
"Bagaimana pengembangan pesantren masa depan dalam melaksanakan misi pesantren, baik sebagai pusat pengembangan Islam dalam rangka mencetak para ulama, maupun dalam rangka juga pemberdayaan ekonomi masyarakat di sekitarnya," jelas Wapres.
25 UMKM Semarakkan Acara Ponpes Buntet
Sebanyak 25 UMKM hadir di acara pameran UMKM Santri Ponpes Buntet. Mulai dari UMKM yang menjual makanan, produk fesyen, hingga minuman.
Menariknya, beberapa UMKM tersebut memiliki pasar yang luas hingga internasional. Bahkan, sudah menjangkau di pasar Eropa.
"Kalau di Singapura produk kami masuk di HAO Mart. Kalau di Jepang itu, produk kami masuk di Sariraya Halal Mart. Tempatnya ada 19. Kalau di Malaysia, produknya ada di Malakat Mall. Juga produknya sudah ada yang masuk ke Prancis dan di Jeddah. Produk jualan UMKM di sini juga sudah masuk di Indomaret dan juga ke Sarinah dan juga ke Bali," jelas salah satu peserta UMKM Kurnia Sukma.
Dalam pameran UMKM ini, Sukma menjual produk makanan, yakni jamur tiram krispi. Ia mengaku jamur tiram krispi buatannya sudah dijual di beberapa wilayah Indonesia.
"Yang saya jual hari ini, produk jamur, jamur tiram crispy. Jualan saya ini tidak hanya di Indonesia. Juga sudah ada di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan NTB. Produknya sudah ada di Indomaret. Usaha kami sudah berbasis B2B istilahnya," kata Sukma.
Sukma juga mengaku, produk jamur krispnya juga sudah dijual ke luar negeri. Ia menjual dengan empat rasa.
"Proses penjualan jamur krispi ini dari hulu ke hilir, bekerja sama dengan petani milenial. Ambil dari petani milenial, kami produksi, terus kami pasarkan baik dari Indonesia maupun di luar negeri. Yang ke luar negeri itu ada empat rasa. Salah satunya rasa original karena orang luar negeri tidak banyak yang suka pedas," jelas Sukma.
"Terus ada rasa rendang. Kami menjual ini karena Indonesia sulit ekspor rendang daging ke luar negeri. Boleh ekspor rendang daging ke luar negeri, tapi ambil dagingnya harus dari sana. Jadi kami modifikasi dengan rendang jamur, rendang singkong, dan rendang ubi. Seperti itu yang kami jual," paparnya.
Editor : M Mahfud