Dedi meminta para petani milenial mempelajari dan mencermati, varietas unggul di Korsel, nutrisi, formulasi nutrisi, sistem nutrisi, media tanam, pupuk dan pemupukan dan terakhir pengendalian hama dan penyakit.
"Mungkin tidak semua yang kalian lihat di Korea dapat diterapkan di sini, namun pelajari esensinya, pelajari sistemnya, bagaimana membangun sistem, bila selama ini kalian sudah menerapkannya, bagaimana meningkatkan kualitas sekembalinya dari sana," katanya.
"Terapkan pengetahuan smart farming yang kalian dapat di sana, dan sesuaikan dengan kondisi di lapangan," ujar Dedi lagi.
Selama tujuh hari pelatihan peserta akan mendapatkan materi mengenai perkembangan pengembangan pertanian di Korea Selatan, smart farming dan pemasaran, kisah sukses start up smart farming dan petani Korea, pengembangan pendidikan pertanian, sesi berbagi pengalaman dengan praktisi, akademisi dan petani dan pelaku bisnis pertanian.
Selain itu peserta akan diajak mengunjungi antara lain Perkebunan Strawbery Pocheon, Hanaro Mart di Yangjae-dong salah satu distributor untuk produk pertanian, Perkebunan Green Monster dengan komoditas Ketimun, Korea National University of Agricultural and Fisheries, Gimje Smart Farm Innovation Valley (Venture Incubation Center),Gyulkkane Farm dengan komoditas Citrus dan Cultilabs dengan komoditas Tomat.
Editor : M Mahfud