KEBUMEN, iNewsDepok.id - Kabupaten Kebumen sebagai salah satu wilayah di Jawa Tengah bagian selatan, terkenal dengan kawasan pesisir yang memiliki sejumlah pantai eksotis. Tidak hanya itu, bahkan kita bisa temui objek wisata pantai yang juga menawarkan edukasi dalam konservasi penyu, seperti Pantai Kembar Terpadu Kebumen.
Objek wisata pantai di Kebumen yang berada di Desa Tambakmulyo, Kecamatan Puring ini, cukup menarik untuk dikunjungi bagi wisatawan yang kebetulan berada di wilayah Kebumen. Selain pihak pengelola tidak membebankan masyarakat dengan harga tiket masuk, Pantai Kembar Terpadu ini juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang keanekaragaman hayati kehidupan laut, yaitu penyu.
Di pantai ini, selain masyarakat bisa menikmati keindahan pantai, para pengunjung bisa menyaksikan dan belajar langsung di tempat konservasi penyu. Para pengunjung yang datang, hanya membayar biaya masuk objek wisata seikhlasnya melalui kotak yang telah disediakan pengelola pantai.
Usaha warga membangun wisata pantai ini, tidak lepas dari semangat Muji Arisno sebagai Kepala Pengelola Pantai Kembar Terpadu dan Parjiman sebagai Ketua Kelompok Tani Ngudi Mulyo, beserta warga desa dan kelompok tani setempat yang bergotong-royong melestarikan keberlangsungan hidup penyu dan upaya membangkitkan wisata Pantai Kembar Terpadu.
Seperti diketahui, baik kawasan pantai dan tempat konservasi penyu, pihak pengelola tidak membebankan biaya masuk objek wisata kepada masyarakat.
Pengunjung belajar dan melihat langsung keberadaan penyu di Pantai Kembar Terpadu. Foto: iNews Depok/Tama
Parjiman, selaku Ketua Kelompok Tani Ngudi Mulyo mengatakan, Pantai Kembar Terpadu diharapkan tidak hanya menjual wisata alam saja, melainkan edukasi tentang pelestarian penyu. Pihaknya membuka pintu lebar bagi siapa saja yang ingin belajar tentang hewan penyu.
"Bicara wisata, kami tidak ingin Pantai Kembar Terpadu hanya menjadi objek wisata saja, tapi lebih dekat ke konservasi. Bicara konservasi, ya kita bicara edukasi. Banyak mulai dari anak TK (taman kanak-kanak) hingga anak kuliah butuh ilmu untuk pengetahuan alam. Di sini ada edukasi untuk konservasi, salah satunya ya konservasi penyu," kata Parjiman, kepada iNews Depok, Minggu (12/7/2023) lalu.
Yang menarik di sini, pihak pengelola tidak membebankan biaya kepada semua pihak, khususnya pelajar dan mahasiswa yang ingin menggali ilmu tentang kehidupan penyu.
Parjiman menambahkan, jika wisata konservasi ini ditarget dengan biaya yang memberatkan wisatawan, dirinya justru khawatir masyarakat jadi enggan belajar tentang konservasi penyu.
Penyu Sisik, salah satu jenis penyu yang sering dijumpai di Samudera Hindia. Foto: iNews Depok/Tama
"Kalau bicara edukasi, kalau kita target secara nominal, saya kira banyak yang nantinya akan tidak tahu dan enggan belajar tentang penyu, karena ada nominal tersebut. Ketika di sini ada yang ingin belajar tentang penyu tidak punya uang, ya bisa juga. Jadi kita memberikan edukasi tidak harus dengan uang," imbuhnya.
Parjiman mengaku, pihak pengelola Pantai Kembar Terpadu siap menerima seluruh lapisan masyarakat yang khususnya antusias ingin mempelajari kehidupan penyu, tanpa mematok tarif.
"Jadi kita akan memberikan edukasi bagaimana kehidupan penyu itu. Mereka yang datang enggak punya uang ya kita layani dan kita beri edukasi dengan lantang dan jelas, yang bawa uang ya sama saja. Kita akan adil membagi ilmu," ujar Parjiman.
"Maka kita tidak terpaku dengan uang. Jika ada yang bertanya tentang biaya, ya silakan di area konservasi dan tempat wisata pantai sudah ada kotak yang disediakan, tanpa dipatok nominal," imbuhnya.
Bicara area konservasi penyu, Parjiman mengaku, sejak dahulu wilayah pesisir pantai Kebumen menjadi salah satu tempat favorit pendaratan penyu untuk bertelur, khususnya di sekitar Pantai Kembar Terpadu. Bahkan sekitar tahun 1990-an, masyarakat pesisir menangkap penyu untuk dimakan dagingnya serta memburu telur-telur penyu.
Bersama warga Desa Tambakmulyo, Kec. Puring, Kebumen, Muji dan Parjiman mengajak masyarakat sekitar untuk melestarikan keberlangsungan hidup penyu melalui wisata konservasi dan edukasi ini.
Pantai Kembar Terpadu Kebumen. Foto: iNews Depok/Tama
"Dulu itu, telur penyu sering diburu untuk dikonsumsi. Untuk penyu dewasa sering ditangkap lalu dipotong untuk dimakan dagingnya. Nah sekarang setelah kita belajar bagaimana keberlangsungan hidup penyu, kita mengedukasi masyarakat untuk tidak mengeksploitasi penyu itu," kata Parjiman.
Parjiman dan sejumlah warga mengaku, saat ini masyarakat sudah sadar betul tentang kelangsungan hidup penyu. Oleh karena itu, dengan adanya tempat konservasi penyu di Pantai Kembar Terpadu, pihaknya mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk merawat ekosistem alam, khususnya keberadaan penyu.
Setiap telur penyu yang sudah menetas dan menjadi tukik, pihak pengelola juga mengajak seluruh masyarakat untuk melepasliarkan tukik ke laut lepas.
Sebagai objek wisata, fasilitas di Pantai Kembar Terpadu ini cukup lengkap. Selain fasilitas penunjang yang sudah disebutkan tadi, di objek wisata ini terdapat sarana rekreasi seperti kolam pemandian, tempat istirahat, gazebo, dan tempat konservasi penyu.
Kuliner yang dijual di objek wisata ini juga cukup menggugah selera, mulai dari lontong pecel, lotek (sejenis gado-gado), tempe mendoan dan beragam makanan khas pesisir Kebumen, yang pastinya harganya terjangkau di kantong para traveler.
Pengelola pantai memahami, agar ekonomi berjalan dengan baik, pihak pengelola hanya mematok biaya seikhlasnya untuk menikmati objek wisata pantai ini. Hal ini dilakukan, agar para pengunjung dan para pelaku ekonomi di sekitar pantai ini memiliki hubungan simbiosis yang baik.
Editor : Mahfud