Diciptakan pada awal tahun 2000-an, ayam telanjang Avigdor Cahaner mendapat banyak perhatian karena penampilannya yang tidak biasa dan keuntungan yang diumumkan dari ras ini. Keuntungan tersebut meliputi konsumsi pakan yang lebih rendah, tingkat pertumbuhan yang lebih cepat, kemampuan menahan suhu yang lebih tinggi tanpa memerlukan pendingin, dan kemudahan dalam pemeliharaan.
Namun, tidak semua hal tentang burung yang memiliki penampilan tidak biasa ini positif. Kekurangan bulu membuat mereka lebih rentan terhadap parasit, serangan nyamuk, penyakit kulit, sengatan matahari, dan variasi suhu. Selain itu, pejantan juga mengalami kesulitan dalam melakukan perkawinan karena mereka tidak dapat menjaga keseimbangan dengan sempurna saat mengepakkan sayap mereka yang tidak berbulu.
Namun, alasan utama mengapa jenis ayam tanpa bulu tidak pernah benar-benar populer dalam dua dekade sejak diciptakan adalah karena orang tidak pernah terbiasa dengan penampilan mereka yang "tidak alami".
Beberapa orang menyebut mereka "menjijikkan" dan "contoh sains yang tidak sehat", sementara yang lain berpendapat bahwa ayam biasa sudah menderita cukup dan tidak perlu menciptakan kekejian seperti ini yang bahkan lebih rentan menderita karena tidak memiliki bulu untuk melindunginya dari cedera.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Majalah Agriallis menyimpulkan bahwa tingkat penerimaan konsumen terhadap ayam tanpa bulu "tidak akan berhasil karena takut terhadap penggunaan hormon, hewan yang tidak biasa, dan ketakutan terhadap dampak kesehatan".
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta