JAKARTA, iNewsDepok.id – Isu emisi karbon sedang digaungkan di seluruh dunia. Pemerintah Indonesia pun mencanangkan net zero emission di tahun 2060.
Seperti kita ketahui, setiap energi carbon yang dikeluarkan dari pembakaran senyawa yang mengandung karbon seperti CO2, solar, LPG, dan bahan bakar lainnya akan berdampak pada kenaikan suhu Bumi.
Sejumlah dokumen menyebutkan bahwa setiap kenaikan suhu permukaan bumi satu derajat Celcius, akan menaikan permukaan air laut.
“Ini kalau tidak dikontrol, lama kelamaan daratan akan tenggelam,” tegas Wiluyo Kusdwiharto, Ketua Umum METI dalam acara konferensi pers “The 11th Indonesia EBTKE ConEx 2023” di The Neighbourhood, Petogogan, Jakarta Selatan pada Rabu, 05 Juli 2023 kemarin.
Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) sebagai wadah yang mewakili berbagai pemangku kepentingan di sektor energi terbarukan di Indonesia, berkomitmen penuh mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam mencapai penurunan emisi 31 persen pada 2030. Seperti yang tertuang dalam dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution Republic of Indonesia 2022.
Salah satunya adalah lewat gelaran Indonesia EBTKE ConEx 2023 pada 12-14 Juli 2023, di ICE BSD, Tangerang.
“Penggunaan energi terbarukan dapat mengurangi ketergantungan kita terhadap sumber energi fosil yang terbatas, membantu mengurangi emisi gas rumah kaca, serta menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” kata Wiluyo.
Dalam konteks ini, METI memandang perlu adanya komitmen yang lebih kuat dari pemerintah dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif dan mendukung bagi industri energi terbarukan.
“METI siap untuk bekerja sama dengan pemerintah, institusi akademik, dan sektor swasta untuk mewujudkan penurunan emisi 31 persen pada 2030. Kami percaya bahwa dengan kolaborasi yang kuat dan komitmen yang tegas, Indonesia dapat mencapai transformasi energi yang berkelanjutan dan memberikan kontribusi nyata dalam upaya global dalam mengatasi perubahan iklim,” ujar Wiluyo.
Editor : M Mahfud