DEPOK, iNewsDepok.id - Siapa sangka jika salah satu varietas kopi termahal di dunia ini berasal dari kotoran burung. Meski terdengar menjijikkan bagi sebagian orang, tapi varietas kopi ini termasuk yang paling dicari orang.
Varietas kopi termahal dan paling dicari didunia ini dibuat dari kotoran jacu. Jacu merupakan burung besar, hitam, mirip kalkun yang sistem pencernaannya mengeluarkan aroma biji kopi, melansir Oddity Central, pada Selasa (20/6/2023).
Ketika pertama kali kebun kopinya diserbu burung jacu, Henri Sloper, pemilik perkebunan kopi Camocim di negara bagian Espirito Santo, Brazil menjadi panik. Ia tidak tahu jika burung tersebut akan menjadi semacam ‘mitra bisnis’.
Selanjutnya, ia pun menelepon lembaga perlindungan lingkungan, tetapi mereka tidak tahu harus berbuat apa dan menyarankan agar peternakan memperkenalkan beberapa predator alami untuk besar. Tapi itu sulit dilakukan pada burung sebesar jacu.
Pada akhirnya, Sloper memutuskan mengadopsi mantra lama ‘jika Anda tidak bisa mengalahkan mereka, bergabunglah dengan mereka’. Ia pun segera menemukan bahwa invasi burung telah menjadi berkah tersembunyi.
Penikmat kopi sudah tidak asing lagi dengan kopi luwak, kopi termahal dan eksklusif di dunia. Kopi tersebut diolah dari kotoran musang palem Asia dan telah menjadi terkenal secara internasional karena kehalusan aromanya.
Sloper mengetahui hal ini dengan sangat baik. Karena burung jacu tinggal di ladangnya maka ia pun memutuskan untuk membuat kopi luwaknya sendiri. Ia meyakinkan petani untuk memanen kotoran burung jacu, yang ternyata membutuhkan waktu lama.
Setelah melewati rintangan dan selama dua tahun melakukan uji coba, pertanian Comocim menjadi satu-satunya di dunia yang memproduksi kopi yang berasal dari kotoran burung jacu, bukan sembarang kopi tapi salah satu varietas yang paling dicari di dunia.
Seiring waktu, Henrique Sloper menemukan bahwa sistem pencernaan burung jacu sangat luar biasa. Meskipun menelan dan mengeluarkan biji kopi utuh sempurna, pencernaan burung jacu menghilangkan hampir semua kafein dalam biji serta kebutuhan fermentasi.
Burung jacu tampaknya memiliki rasa kopi yang sempurna, hanya mengonsumsi biji yang paling matang di perkebunan, yang memastikan bahwa kopi yang dipanen dari kotorannya memiliki kualitas terbaik.
Mengenai rasa kopi dari kotoran burung jacu ini dideskripsikan lebih berbuah dan lebih asam dibandingkan kebanyakan varietas kopi lainnya.
Kopi yang diolah dari kotoran burung jacu ini sangat eksklusif sehingga hanya diproduksi jika ada permintaan khusus dari pembeli. Setelah dipanen, kotoran dikeringkan, dibersihkan dan dibekukan hingga diproses.
Diketahui, negara bagian Espirito Santo di Brazil merupakan penghasil kopi keempat dunia. Tapi, perkebunan Camocim satu-satunya yang menggunakan kotoran burung jacu.
Perkebunan tersebut telah menjualnya selama sekitar satu dekade dan varietas tersebut saat ini dianggap salah satu yang paling mahal.
Kopi ini sangat popular di negara-negara seperti Prancis, Jepang, Inggris, yang mana departement store mewah Harrods menjualnya seharga 1.400 pound atau 1.700 dolar per kilogram atau setara dengan Rp25 juta per kilogram.
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani