"Kakek buyut saya sedang menggali tanah untuk rumah baru di wilayah Djakovica di Kosovo ketika mereka menemukan jasad seorang pria yang diawetkan dengan sempurna terkubur di sana," kata Prushi.
"Alquran ditemukan utuh tergeletak di atas jantungnya,” jelas Prushi.
Keluarga Prushi menganggap penemuan Alquran mungil tersebut sebagai tanda Illahi dan memeluk Islam. Kakeknya, seorang perwira tentara Raja Zog Albania pada tahun 1930-an, mengetahui bahasa Arab.
Kakeknya mengundang teman-teman ke rumahnya setiap malam untuk membaca ayat-ayat dari Alquran mungil ini. Bertahun-tahun kemudian, di bawah kediktatoran komunis Enver Hoxha, yang sepenuhnya melarang semua bentuk agama dan menjebloskan semua penganutnya ke penjara.
Namun, Alquran kecil ini bertahan sebagian karena dapat dengan mudah disembunyikan.
"Seseorang telah memberi tahu polisi rahasia bahwa kami memiliki Alquran di rumah kami, tetapi itu sangat kecil sehingga ayah saya berhasil menyembunyikannya," kata Prushi.
Setelah kejadian tersebut, ayah Prushi, Skender, memutuskan untuk mempercayakannya kepada teman-temannya di negara tetangga Kosovo setelah menyelundupkannya melintasi perbatasan yang disembunyikan di dalam truk penuh batu bara.
Ayahnya baru menemukannya setelah perang di Kosovo pada tahun 1999, di mana dia dikuburkan untuk menyelamatkannya dari pertempuran. Prushi kemudian mewarisi Alquran mungil ini sesaat sebelum kematian ayahnya pada tahun 2012.
"Alquran kecil ini membawa begitu banyak cerita, berkah dan keajaiban. Ini sangat saya sayangi," kata Prushi.
"Setiap kali saya menyentuhnya, saya terharu," kata istri Prushi, Blerina.
"Ketika terjadi kesalahan atau ketika putri kami sakit, kami merasa tenang, kami tahu bahwa Al-Qur'an akan melindungi kami, itu adalah jimat yang nyata," tambahnya.
Tak sedikit orang ingin membelinya, termasuk dari museum.
"Saya tidak pernah berpikir untuk menjualnya," kata Prushi.
"Al-Qur'an ini milik keluarga kami dan akan selalu bersama kami,” pungkas Prushi.
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani