Dalam mempersiapkan diri untuk bernegosiasi, Acep bahkan harus belajar mendalam tentang hal-hal teknis berkaitan vaksin dan kesehatan global yang memang bukan menjadi disiplin ilmunya sejak awal berkarir di Kementerian Luar Negeri 25 tahun yang silam.
Kombes Shinto Silitonga Ingatkan Filosofi Kepempimpinan Ki Hajar Dewantoro
Materi berikutnya untuk pelatihan LDK bagi pelajar Indonesia di Jerman adalah seni kepemimpinan yang dibawakan Atase Kepolisian Kombes Pol Shinto Silitonga.
Kombes Shinto mengawalinya dengan filosofi kepemimpinan nasional dari Ki Hadjar Dewantara. ”Beliau adalah tokoh pendidikan Indonesia dengan filosofi Tut Wuri Handayani, Ing Madyo Mangun Karso dan Ing Ngarso Sung Tuludo,” jelas mantan Kabid Humas Polda Banten dan Kapolres Gowa ini.
“Seorang pemimpin harus menjadi contoh bagi anggotanya, dapat menjadi mitra yang egaliter dan memotivasi dari belakang untuk kemajuan bersama,” tambahnya.
Kepemimpinan, menurut Shinto harus dilatih mulai dari memimpin diri sendiri, apalagi sesuai data dari DAAD, tiap tahun ada lebih dari 40% mahasiswa asing yang alami kegagalan dalam menuntaskan pendidikannya di Jerman akibat shock culture.
“Kuliah dan bekerja di Jerman tentu menjadi added value dibanding mahasiswa dan pekerja lain, sehingga latihan memimpin diri sendiri menjadi modal kuat untuk berhasil tidak hanya dalam proses adaptasi namun juga dalam menghadapi pendidikan dan permasalahan dalam pekerjaan masing-masing,” tegas Shinto.
Shinto juga berbagi pengalaman ketika memimpin hampir 1.000 polisi di Polres Gowa pada 2017. Hanya dalam 1 tahun persiapan, kemudian berhasil menjadi satu-satunya Polres di Polda Sulawesi Selatan yang mendapat predikat Zona Integritas Wilayah Bebas Korupsi (ZI-WBK) pada Desember 2018.
“Pendekatan informal, belajar dengan pola simulasi, bangun team work yang solid, menjadi kunci keberhasilan dalam memainkan kepemimpinan di Gowa ketika itu,” jelas Shinto.
Editor : M Mahfud