JAKARTA, iNewsDepok.id - Salahudin Al Ayubi, juga dikenal sebagai Saladin, adalah pemimpin Muslim abad ke-12 dan pemimpin pasukan Muslim saat Perang Salib pada 1187. Salahudin dihormati oleh umat Muslim dan orang-orang Barat karena keterampilan dalam politik dan militernya.
Latar Belakang
Salahuddin Al-Ayyubi lahir pada tahun 1138 di Tikrit, Irak. Dia berasal dari keluarga Kurdi dan dibesarkan di lingkungan Muslim yang taat. Ayahnya adalah seorang panglima perang di bawah kekuasaan Zengi, seorang pemimpin Muslim yang berjuang melawan pasukan Salib.
Karier Militer
Salahuddin Al-Ayyubi memulai karir militernya sebagai prajurit di bawah pimpinan pamannya, Shirkuh, yang juga merupakan panglima perang di bawah Zengi. Setelah kematian Zengi pada tahun 1146, Shirkuh menjadi pemimpin pasukan Muslim dan membawa Salahuddin bersamanya ke Mesir.
Di Mesir, Salahuddin Al-Ayyubi bergabung dengan tentara Muslim yang melawan kekuasaan Fatimiyah yang lemah dan korup. Setelah memimpin pasukan dalam beberapa pertempuran penting, Salahuddin akhirnya diangkat menjadi wazir (menteri) dan panglima tertinggi pasukan Muslim di Mesir.
Pada tahun 1174, Salahuddin Al-Ayyubi merebut kekuasaan di Mesir dan menjadi sultan yang memerintah seluruh wilayah Mesir, Suriah, dan Hijaz. Sebagai seorang pemimpin militer yang ulung, Salahuddin kemudian memimpin kampanye militer untuk merebut kembali Yerusalem dari pasukan Salib.
Perang Salib
Pada tahun 1187, pasukan Salib di bawah pimpinan Raja Guy de Lusignan dari Yerusalem menyerang wilayah Muslim dan merebut kembali Yerusalem. Salahuddin Al-Ayyubi segera merespons dengan memimpin pasukan Muslim untuk merebut kembali Yerusalem. Pertempuran utama terjadi di Hattin, pasukan Salib dikalahkan oleh pasukan Muslim yang dipimpin oleh Salahuddin.
Setelah memenangkan pertempuran Hattin, Salahuddin Al-Ayyubi merebut kembali Yerusalem dari pasukan Salib. Dia memperlihatkan kemurahan hatinya dengan memberi kesempatan bagi para penduduk Kristen untuk meninggalkan Yerusalem dengan aman tanpa harus membayar tebusan atau dianiaya.
Warisan
Salahuddin Al-Ayyubi dianggap sebagai salah satu tokoh terbesar dalam sejarah Islam dan dikenal sebagai pahlawan dalam perjuangan melawan pasukan Salib. Selain itu, dia juga dihormati oleh banyak orang Kristen karena sikapnya yang adil dan kemurahan hatinya dalam mengobati para tawanan perang dan memberi amnesti kepada mereka.
Salahuddin Al-Ayyubi meninggal pada tanggal 4 Maret 1193 di Damaskus, Suriah, karena sakit. Dia dimakamkan di kompleks makam keluarga di luar kota Damaskus. Warisannya masih dirasakan hingga saat ini, terutama di Timur Tengah.
Editor : Mahfud