"Alhamdulillah (lampu colok) telah dinyalakan. Ini merupakan budaya dari masa lalu. Kami mengenang jika zaman dahulu belum ada listrik, masyarakat melayu Pekanbaru beraktivitas di malam bulan Ramadan menggunakan lampu colok, seperti tadarus, bayar zakat fitrah, dan lain sebagainya," sebut Muflihun.
Dahulu, lampu colok hanya digunakan oleh masyarakat sebagai penerangan jalan. Seiring berjalannya masa, berubah menjadi tradisi budaya masyarakat saat bulan Ramadan.
Lampu colok sekarang dibuat berbagai model, seperti bentuk masjid tiga dimensi yang indah, tulisan lafaz Allah, dan tulisan selamat Idulfitri.
Pj Walikota Pekanbaru itu berharap, dengan dilaksanakannya kegiatan ini, masyarakat Pekanbaru dapat mengambil nilai gotong royong pada tradisi ini. Ia berharap bisa bersama masyarakat membangun Kota Pekabaru.
"Jadi, mari kita bersama-sama jaga tradisi ini, namun kita hati-hati juga dengan api yang dihidupkan agar tetap aman," ujarnya.
Editor : M Mahfud