DEPOK, iNewsDepok.id - Simak inilah 10 tes kesehatan untuk perempuan, yang seharusnya dilakukan untuk mencegah penyakit kronis dan jangka panjang. Dengan demikian, kaum perempuan tetap sehat baik secara fisik maupun emosional seiring bertambah usia.
Tes kesehatan untuk perempuan ini penting dilakukan agar perempuan dapat mempersiapkan diri menghadapi tantangan hidup, sekaligus mencegah penyakit. Sementara di sisi lain, perempuan paruh baya cenderung melakukan beberapa secara bersamaan sehingga menyebabkan stres.
Seiring bertambahnya usia, kemungkinan menderita masalah kesehatan semakin meningkat. Dengan tes kesehatan maka masalah kesehatan bisa dihidari, serta perempuan akan lebih memperhatikan dan memastikan selalu dalam kondisi kesehatan yang baik.
Lantas tes kesehatan apa saja yang perlu dilakukan kaum perempuan? Simak, inilah 10 tes kesehatan untuk perempuan, yang sebaiknya dilakukan, seperti dikutip dari Health Site, pada Senin (27/3/2023):
10 Tes Kesehatan untuk Perempuan
Mammogram
Mammogram dilakukan untuk mendeteksi apakah ada keganasan pada payudara seperti kanker payudara. Meski risiko kanker payudara lebih tinggi pada perempuan yang secara genetik cenderung pada kondisi tersebut, tapi setiap perempuan harus secara teratur menjalani skrining kanker payudara.
American Cancer Society mengatakan setiap perempuan melakukan mammogram tahunan setelah usia 40 tahun. Risiko kanker payudara meningkat seiring bertambah usia.
Kebanyakan perempuan berusia antara 50 tahun dan 59 tahun cenderung mengalami masalah tersebut. Dengan deteksi dini dan pengobatan membantu mencegah penyebaran penyakit dan meningkatkan peluang pemulihan.
Pap Smear atau Tes HPV
Pap smear adalah tes yang dapat menentukan perubahan awal di daerah serviks (tahap kanker dan prakanker). Sebaiknya perempuan melakukan tes ini secara teratur mulai dari usia 21 tahun.
Perempuan harus melakukan tes setiap dua tahun. Perempuan berusia di atas 30 tahun perlu mengikuti tes setiap tiga tahun jika tiga tes berturut-turut menunjukkan hasil normal.
Bahkan jika pun sudah divaksinasi HPV, perempuan tidak boleh melupakan pap smear, terutama jika berisiko tinggi terkena kanker serviks.
Tes Kepadatan Tulang
Perempuan berisiko lebih tinggi terkena osteoporosis atau tulang rapuh, terutama pasca menopause. Pasalnya, setelah menopause kadar hormon estrogen akan turun dan mempengaruhi pengendapan kalsium dalam tulang, yang menyebabkan osteoporosis.
Melalui tes kepadatan tulang reguler maka akan diukur jumlah kalsium dalam tulang direkomendasikan untuk semua perempuan di atas usia 45 atau 50 tahun.
Tes Diabetes
Perempuan sebaiknya khawatir mengenai penyakit diabetes melitus, karena penyakit tersebut berkontribusi terhadap penyakit jantung. Perempuan dengan kelebihan berat badan, hamil, tidak aktif secara fisik dan memiliki riwayat diabetes keluarga berisiko lebih tinggi menderita diabetes.
Untuk itu, maka yang terbaik adalah memeriksakan kadar gula mulai usia 45 tahun dan setiap 3 tahun setelah itu.
Tes Darah untuk Anemia
Anemia adalah masalah kesehatan di seluruh dunia, tetapi lebih banyak di antara perempuan di usia reproduksi. Tes darah sederhana untuk dapat menentukan apakah kadar hemoglobin rendah atau kekurangan zat besi menjadi alasan mengapa seseorang lemah.
Tes Profil Lipid
Penyakit jantung adalah penyebab utama kematian pada perempuan. Salah satu indikator awal penyakit jantung adalah kadar kolesterol dan trigliserida yang tinggi.
Oleh karena itu, setiap perempuan dianjurkan untuk melakukan tes profil lipid setelah usia 40-45 tahun.
Tes Kesehatan Jantung
Seiring dengan tes profil lipid, perempuan sebaiknya memeriksa tekanan darah tinggi atau hipertensi. Hipertensi merupakan faktor risiko lain untuk penyakit jantung.
Perempuan yang sudah menderita hipertensi sebaiknya melakukan elektrokardiogram untuk memastikan jantung yang sehat.
Pemeriksaan Kesuburan
Banyak perempuan yang menikah di tahap akhir kehidupan dan menunggu sampai usia 30-an atau bahkan 40-an untuk memiliki anak. Bertambahnya usia adalah penyebab utama infertilitas pada perempuan.
Sementara, banyak perempuan usia muda yang mengalami sindrom ovarium polikistik (PCOS) karena masalah hormonal juga mengalami penurunan kesuburan. Infertilitas terkait dengan beberapa kondisi lain pada perempuan.
Oleh karena itu, perempuan harus menyadari tentang tes hormon, tes fungsi ovarium dan tes ovulasi untuk memahami status kesuburan mereka.
Kolonoskopi
Pedoman American Cancer Society menyebutkan perempuan berusia 50 tahun harus menjalani kolonoskopi. Menurut dokter, hingga 60 persen dari 50 ribu kematian akibat kanker usus besar setiap tahun dapat dicegah dengan skrining yang memadai, seperti kolonoskopi.
Tes Tiroid
Masalah lain yang ditemukan pada perempuan adalah gangguan tiroid. Perempuan lebih mungkin untuk mengembangkan hipotiroidisme, hipertiroidisme, kanker tiroid dan tiroiditis.
Seringkali penyebab utama kenaikan berat badan pada wanita adalah tiroid yang kurang aktif. Menguji kadar hormon perangsang tiroid (TSH) dalam darah dapat membantu dokter menentukan apakah kelenjar tiroid hiperaktif atau kurang aktif. Perempuan idealnya melakukan tes tiroid ini setiap 5 tahun sekali setelah usia 35 tahun.
Itulah 10 tes kesehatan untuk perempuan, yang sebaiknya dilakukan untuk mencegah penyakit kronis dan jangka panjang.
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani