BANDUNG, iNews.id - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman, Senin (27/12/2021), menziarahi makam sejoli yang tewas tertabrak di Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dan jasadnya dibuang oleh tiga oknum TNA AD ke Sungai Serayu di Cilacap, Jawa Tengah.
Kasus menghebohkan ini sedang ramai dibicarakan publik. Panglima TNI Andhika Perkasa bahkan mengatakan kalau ketiga oknum tersebut, yakni Kolonel Infanteri P, Kopral Satu DA, dan Kopral Dua Ahmad, akan dipecat dari kesatuannya.
Kedua sejoli yang menjadi korban adalah Salsabila (16) dan Handi Saputra (18).
Informasi yang dihimpun menyebutkan, Dudung yang didampingi Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Agus Subiyanto pertama-tama menziarahi makam Salsabila yang berlokasi di Desa Ciaro, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Di makam dara malang itu, Dudung menabur bunga dan membacakan doa. Setelah itu menuju kediaman Handi di Desa Cijolang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, tidak terlalu jauh dari rumah Salsabila.
Di rumah itu, Dudung sempat berbincang dengan keluarga almarhum Handi, kemudian memberikan keterangan pers, dan beranjak ke makam pemuda itu.
Di sana, Dudung membacakan doa dan juga menaburkan bunga. Dalam kesempatan ini Dudung diketahui memberikan santunan berupa uang tunai kepada keluarga Handi dan Salsabila, tetapi tidak diketahui jumlah nominalnya.
Dudung sempat menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga sejoli itu atas apa yang dialami anak-anak mereka itu.
Danpuspom TNI AD Letjen TNI Chandra Sukotjo mengatakan, pihaknya tak akan pandang bulu dalam memroses hukum tiga pelaku. Jika melakukan tindak pidana, tanpa memandang pangkatnya, maka bakal diberi hukuman setimpal dengan perbuatannya.
"Bapak KSAD sudah menyampaikan tadi bahwa penegakkan hukum tidak pandang bulu. Siapa pun, apa pun pangkatnya, yang melakukan tindak pidana akan mendapatkan ganjaran setimpal," katanya saat mendampingi Dudung menziarahi makam Salsabila.
Kronologi
Berdasarkan keterangan yang disampaikan Kopda A diketahui kalau saat kejadian pada 8 Desember 2021, Hendi dan Salsabila berboncengan dengan sepeda motor Satria FU dengan Nopol D 2000 RS di sebuah jalan di perbatasan Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dengan tanpa helm.
Motor kedua sejoli itu lalu menabrak truk yang melintas hingga terpental dan masuk ke kolong mobil Isuzu Panther warna hitam yang dikendarinya.
"Selanjutnya kami melaksanakan pertolongan kepada kedua korban dengan cara mengangkat untuk dibawa ke tepi jalan," katanya seperti dikutip dari Okezone.
Karena tidak ada yang membantu, Kolonel P memerintahkan dirinya dan Koptu AS untuk memasukkan korban ke dalam mobil Panther mereka kendarai.
Dalam perjalanan, Kopda A menyarankan kepada Kolonel P agar kedua korban segera dibawa ke rumah sakit terdekat, tetapi saran ditolak oleh oknum perwira TNI AD dengan tiga melati di pundaknya itu.
"Kolonel P lalu mengambil alih kemudi, sehingga perjalanan dilanjutkan menuju Daerah Istimewa Yogkarta. Sesampainya di Sungai Serayu daerah Cilacap sekitar pukul 21:00 WIB. Kolonel P memerintahkan untuk membuang kedua Korban ke dalam Sungai Serayu dari atas jembatan," imbuh Kopda A.
Koptu AS turun dari mobil untuk menurunkan kedua korban, lalu Kolonel P dan Kopda A menyeret Hendi Saputra dan Salsabila ke jembatan dan membuangnya ke Sungai Serayu.
"Kami melanjutkan perjalanan menuju kediaman Kolonel P di Kalasan, Yogyakarta. Di dalam perjalanan, Kolonel P mengatakan bahwa kejadian tersebut jangan diceritakan kepada siapa pun, agar dirahasiakan," imbuh Kopda A dalam keterangan yang diterima Okezone, Minggu (26/12/2021).
Seperti diketahui, jenazah kedua sejoli itu kemudian ditemukan pada 18 Desember 2021 di dua tempat terpisah, yakni di sebuah sungai di wilayah Cilacap, Jawa Tengah, dan di sebuah sungai di wilayah Banyumas, Jawa Tengah.
Editor : Rohman