get app
inews
Aa Text
Read Next : Nilai-nilai Olahraga Bisa Cegah Paham Radikalisme, Ini Penjelasan BNPT

Gila! Teroris Ternyata Jualan Narkoba Juga, Disebut Narkoterorisme

Kamis, 02 Maret 2023 | 14:12 WIB
header img
Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT RI Mayjen TNI Nisan Setiadi mengungkapkan kejahatan terorisme memiliki relasi dengan kejahatan lain salah satunya narkoba. Foto: doc BNPT

PALEMBANG, iNewsDepok.id – Terungkap sejumlah napi teroris ternyata terlibat narkoba. Mereka disebut sebagai narkoterorisme.

Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT RI Mayjen TNI Nisan Setiadi mengatakan kejahatan terorisme memiliki relasi dengan kejahatan lain salah satunya narkoba. 

“Jadi napiter itu ada juga yang terlibat narkoba,” ujar Nisan Setiadi dalam Dialog Publik bersama Kepala BNN, Ketua KPK, dan Ketua LPSK, Rabu (1/3/2023). 

Nisan mengungkapkan napi teroris yang terlibat narkoba adalah Priyo Hadi Utomo. Warga Surabaya ini ditangkap Densus 88 pada Juni 2016 karena terlibat rencana penyerangan terhadap polisi. 

Priyo yang ditangkap di Kenjeran Surabaya itu adalah residivis kasus penyalahgunaan narkotika. 

”Kemudian ada juga seorang mantan narapidana terorisme di Solo Raya ditangkap Polres Boyolali pada 2021 silam,  ternyata juga terlibat peredaran narkotika jenis sabu,” tutur Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT RI.

Pernyataan Nisan dibenarkan Kepala BNN Komjen Pol Dr. Petrus R. Golose dalam acara yang sama. Menurutnya ada relasi antara kejahatan terorisme dan narkoba dan itu sudah terjadi di Indonesia.

”Ini dikenal dengan sebutan narkoterorisme, praktik yang mereka gunakan ini untuk mendanai aktifitas jaringan teror,” kata Golose. 

Menurut Golose, awalnya narkoterorisme muncul di Amerika Selatan. "Tapi sudah terjadi juga di Indonesia, uang yang dihasilkan dari perdagangan narkoba begitu besar untuk pendanaan terorisme,” ungkap Kepala BNN.

Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT RI Nisan Setiadi menyatakan lembaganya memiliki grand strategy Pentahelix atau pelibatan multi pihak bersama pemerintah, akademisi, pelaku usaha, masyarakat, dan media. 

Dia mengatakan bahwa terorisme merupakan musuh bersama sehingga seluruh elemen bangsa harus turut terlibat dalam mencegah terorisme.

“Tugas pencegahan terorisme bukan pemerintah saja, tapi ada unsur akademisi, pemerintah, pelaku usaha, komunitas masyarakat, dan juga unsur media, kita tidak bisa sendiri,” tutupnya.

Editor : Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut