get app
inews
Aa Text
Read Next : Sejarah Depok 18 Maret, Diresmikan Sebagai Kota Administratif pada Tahun 1982

Sejarah Gereja Tertua di Kota Depok yang Berdiri pada 1713

Jum'at, 24 Desember 2021 | 21:55 WIB
header img
Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB) Immanuel, gereja tertua di Kota Depok berada di Jl Pemuda, Depok Lama, Kota Depok. Foto: Ist

DEPOK, iNews.id - Mengunjungi kawasan Depok Lama, Kota Depok, tepatnya di Jalan Pemuda, terdapat salah satu bangunan yang usianya sudah berabad-abad. Bangunan bernilai historis adalah sebuah gereja tertua di Kota Depok, yakni Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB) Immanuel.

Gereja Immanuel Depok sudah berdiri sejak tahun 1713. Gereja ini merupakan peninggalan tuan tanah Cornelis Chastelein. Ia memerdekan budak-budak pribuminya  yang disebut kaum mardijkers atau dikenal Belanda Depok, yang memeluk agama Kristen Protestan dan menyerahkan aset dan lahannya di daerah tersebut.

Belanda Depok ini memiliki 12 keluarga, yang menyandang nama keluarga Loen, Leanders, Bacas, Isakh, Jonathans, Jacob, Joseph, Laurens, Tholense, Soedira, Samuel dan Zadokh.

Gereja tersebut dibangun karena 12 keluarga tersebut setiap beribadah selalu ke gereja yang ada di Jakarta. Akhirnya Chastelein membangun gereja yang disebut De Protestanse Kerk. Pendeta pertamanya adalah Baprima Lukas yang berasal dari Bali.

Gereja Immanuel Depok ini berdiri di atas lahan seluas 360 meter persegi. Awalnya, bangunan gereja ini terbuat dari kayu dan bambu. Namun, karena mengalami pelapukan, gereja akhirnya direnovasi dan dibangun memakai material bebatuan pada 1792.

Pada abad ke-19, tepatnya pada 1833 gereja terkena gempa berkekuatan besar dari Gunung Krakatau yang berpusat di Selat Sunda. Ibadah jemaat gereja hingga 1854 berlangsung di bangunan darurat. Baru pada 1854 dibangun kembali gereja permanen.

Pada 7 Desember 1952, gereja yang dulu dikenal dengan nama Gereja Protestan Depok, diserahkan kepada sinode Gereja Protestan Indonesia di Jakarta. Namanya pun menjadi Gereja Immanuel Depok.

Pada tahun 1989, bangunan asli gereja direnovasi dan diperluas. Hanya tersisa 40 persen dari bangunan asli yang tersisa. Sebagai peringatan terhadap jasa Chastelein dibuatlah prasasti dari batu marmer yang bisa dilihat tepat di sisi kiri pintu utama gereja.

Editor : Kartika Indah Kusumawardhani

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut