DEPOK, iNewsDepok.id – Tiap tahun Pekerja Migran Indonesia (PMI) menyumbang devisa untuk negara sebanyak Rp159,6 triliun. Sebagai pahlawan devisa, negara berutang banyak pada PMI.
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani saat berkunjung ke Kinasih Resort & Conference, Depok, Minggu (29/1/2023).
Di tempat tersebut berlangsung Orientasi Pra-Pemberangkatan (OPP) Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) program Government to Government (G to G) ke Korea Selatan.
Benny Rhamdani bertatap muka dengan 629 orang CPMI, yang terdiri dari 204 CPMI untuk sektor manufaktur dan 425 CPMI untuk sektor perikanan di Korea Selatan.
Menurut Benny sebagai pahlawan devisa, negara harus memperlakukan PMI dengan cara kebijakan berpihak pada rakyat. ”Diwujudkan dengan kebijakan-kebijakan yang efektif dan cepat," jelas Benny.
Ia mengungkapkan saat ini CPMI tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk mengikuti OPP. PMI juga kini bisa dilepas oleh pejabat dan tokoh-tokoh penting negara ini.
”Negara juga sudah menyediakan berbagai fasilitas khusus bagi PMI sebagai warga negara VVIP (Very Very Important Person)," cetus Benny.
PMI Naik 176,4 Persen pada 2022
Kepala BP2MI mengungkapkan pada 2022 terjadi lonjakan penempatan PMI sebesar 200.761 orang yang berarti naik 176,4 persen dari tahun 2021.
Jumlah tersebut akan ditingkatkan terus setiap tahunnya. Pada 2023 menjadi 250 ribu PMI dengan penempatan G to G sebanyak 20.000 PMI.
”Apabila masyarakat makin teredukasi untuk bekerja ke luar negeri melalui jalur procedural, saya optimis target tersebut akan tercapai di tahun ini,” tambah Benny Rhamdani.
Editor : M Mahfud