DEPOK, iNews.id – Komunitas Paguyuban Perantau Purbalingga (Papeling) terus tumbuh di berbagai wilayah di Indonesia. Pusat penyebarannya di seputar ibukota yaitu Jabotabek-Bandung. Mereka, hari Minggu (19/12/2021) menggelar hari ulang tahun (Papeling) ke-11 yang dihadiri Korwil se-Jabodetabek dan Bandung.
Pertemuan Papeling berlangsung di Pusdiklat Wirasandi, Hambalang, Bogor. Untuk menghindari penyebaran Covid-19, pertemuan di-screening melalui penerapan protokol kesehatan seperti cuci tangan dan pengecekan suhu tubuh.
Warga Purbalingga dengan logat ngapak membuat mereka dijuluki wong ngapak atau ngapakers. Logat ngapak ini unik dan khas yang tak ada duanya di dunia, membuat mereka begitu bangga dengan ke-ngapakan-nya.
“Ora ngapak ora kepenak’, begitu motto hidup mereka.
Hafid Nuroso, Ketum Papeling menyatakan Ultah Papeling ke-11 sengaja digelar di Hambalang. Tujuannya untuk membatasi peserta yang hadir karena Covid-19 belum usai.
“Peserta yang hadir kemarin berjumlah sekitar 300-an orang. Kalau tempatnya di Jakarta, pasti yang hadir ribuan orang. Memang sengaja kita pilih tempat yang jauh agar peserta menjadi terbatas. Ini karena masih pandemi Covid,” kata Hafid Nuroso yang akrab disapa Mas Jojo.
Menurut Mas Jojo, warga Purbalingga memang selalu aktif saat pertemuan Papeling digelar. “Sebelum pandemi, acara di Buperta Ragunan, pesertanya ribuan orang. Warga Purbalingga memang suka kumpul-kumpul silaturahmi,” cetusnya.
Papeling kini menjadi perkumpulan dengan anggota cukup besar. Terdapat 14 Korwil yang tersebar di Jabotabek-Bandung dan beberapa wilayah di Semarang dan Kalimantan.
Korwil Papeling Depok, Bambang Ruswan mengaku hanya mengirimkan sejumlah pengurus untuk menghadiri ultah Papeling ke-11. “Sebenarnya banyak yang mau hadir, tetapi karena masih pandemi Covid-19, hanya beberapa yang datang termasuk saya,” kata Bambang.
Hal senada dikatakan Santosa, Korwil Papeling Bekasi Cikarang (Becik). “Bukan kita ingin melarang anggota Korwil Papeling Becik hadir, tetapi kita mesti patuh pada anjuran pemerintah tentang protokol kesehatan," kata pria gempal yang tenar dengan nama Santo ini.
Santo berharap tahun depan, pandemi Covid-19 sudah usai sehingga pertemuan Papeling bisa berlangsung lebih terstuktur dan masif. “Orang Purbalingga itu cirinya suka berkumpul. Tapi ya tunggu dulu, tahun depan mudah-mudahan pandemi Covid-19 sudah usai. Jadi kita bebas berkumpul,” ujar pria asal Desa Lumpang, Karanganyar, Purbalingga.
Editor : Mahfud