DEPOK, iNewsDepok.id - Dunia digital dan perkembangannya saat ini memegang peran penting, karena segala sesuatu seperti belajar,bersosialisasi dan bermain dapat dilakukan melalui gawai. Namun di sisi lain, ada sisi negatif penggunaan gawai. Misalnya kejahatan, perundungan melalui daring, (cyber bullying), akses ke konten yang tidak sesuai usia.
Psikolog klinis anak, Juke R Siregar mengatakan, peran orang tua dalam menyikapi perkembangan teknologi di abad 21 ini yang menyebabkan berubahnya pola komunikasi dari tatap muka langsung ke tatap layar amat penting.
”Orang tua harus mampu memahami tantangan akan adanya budaya kompetitif, sehinga terjadi perubahan pola asuh dimana anak dan orangtua harus mengikuti trend. Anak mendapatkan privileges untuk mendapatkan gawai pada usia yang semakin dini,” katanya, Kamis (26/1/2023).
Dikatakan, orang tua juga perlu memahami masalah ini ketika anak sekarang lebih berkomunikasi dan mengenal dunia luar pada usia yang lebih dini. Sehingga bisa terjadi penggunaan gawai yang berlebiham.
“Pembekalan pada orang tua juga perlu diberikan agar secara sadar siap dan menerima tanggung jawab baru yaitu mengedukasi dan memonitor penggunaan gawai pada anak. Orang tua harus menciptakan lingkungan yang aman dirumah, sehingga anak percaya dan mau berbicara pada orangtua dan orangtuapun siap untuk mendengar,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan, orang tua perlu mamahami rumus CINTA yaitu Contoh dari orangtua, Iklim keterbukaan, Nilai yang dikembangkan, Tanggung Jawabdan Asih. “Ini yang pelu dipahami orang tua,” ujarnya.
Head of Curriculum Edukita dan Vice Head of Curriculum Sekolah Cikal, Putri Hamid menambahkan, peran penting sekolah untuk menjaga anak aman di dunia digital. Sehingga dibutuhkan kolaborasi antara kurikulum, program dan pelatihan.
“Perlu disusun Kurikulum sejak TK dengan melakukan eksplorasi, saat SD dengan mengajarkan digital citizenship yang memperkenalkan tentang keamanan, ruang pribadi, adanya jejak digital, adanya Cyber crimes Dan cyber bullying. Tapi selain itu juga memperkenalkan manfaatnya bagi pembelajaran,” katanya.
Dia berharap, semakin banyak sekolah yang menerapkan kolaborasi ini dan juga aktif bekerjasama dengan komunitas luar sekolah untuk membangun kurikulum digital di sekolahnya. “Sekolah memfasilitasi Pelatihan bagi orangtua dan anak untuk berdiskusi mengenai penggunaan internet dan membuat kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak,” pungkasnya.
Editor : Rinna Ratna Purnama