get app
inews
Aa Read Next : Indonesia di Urutan 8 Negara Militer Terkuat di Asia, di Atas Iran dan Israel

Laksamana Cheng Ho Diyakini Penemu Pertama Benua Amerika Sebelum Colombus, Benarkah? Simak Kisahnya

Rabu, 25 Januari 2023 | 09:04 WIB
header img
Patung Laksamana Cheng Ho. Foto: Dok. Pemkot Semarang

DEPOK, iNewsDepok.id - Laksamana Cheng Ho disebut-sebut sebagai orang pertama yang menemukan Benua Amerika dan Australia, sebelum Christopher Colombus. Benarkah demikian?

Laksamana Cheng Ho yang dikenal juga sebagai Laksamana Zheng He adalah salah satu tokoh muslim ahli geografi. Cheng Ho memiliki peran penting dalam sejarah penjelajahan dunia.

Laksamana Cheng Ho adalah seorang kasim, pelaud, penjelajah, diplomat dan laksamana Armada Hui selama awal Dinasti Ming di China, demikian dilansir dalam laman About Islam, pada Rabu (25/1/2023).

Cheng Ho lahir di kota kecil di wilayah Yunnan pada akhir abad ke-14. Nama lahirnya adalah “Ma He”, yang di China nama “Ma” digunakan sebagai nama pendek untuk “Muhammad”.

Ia berasal dari keluarga Hui, yang merupakan kelompok etnis Tionghoa Muslim. Keluarganya mengaku sebagai keturunan Gubernur Mongolia di Yunnan atau dari Raja Mohammed dari Bukhara.

Dibesarkan dari keluarga muslim, Ma He mempelajari agama Islam dan menghapal Alquran sejak usia dini. Bahkan, sejak kecil ia sudah fasih berbahasa China dan Arab.

Ma He selalu ingin tahu segalanya tentang negara-negara yang secara geografis terletak di sebelah barat China. Ia mempelajari bahasa, agama, tradisi, sejarah, serta geografi mereka bersama sang ayah dan kakek.

Ketika berusia 10 tahun, Ma He ditangkap dan dijadikan kasim di istana kaisar. Ia menjadi pelayan khusus Pangeran Zhu Di, anak keempat kaisar pendiri Dinasti Ming.

Berkat kemampuan, kesetiaan, serta kejujurannya, Ma He pun menjadi sahabat dan pengawal pribadi pangeran muda itu. Saat itulah kecerdasan, kebijaksanaan, dan kemampuan kepemimpinan Ma He menjadi terlihat. 

Ma He pun tumbuh menjadi komandan militer terkuat di China, setelah melewati semua kampanye dan pertempuran yang dia pimpin bersama Pangeran Zhu Di selama 4 tahun.

Pada tahun 1404, Pangeran Zhu Di menjadi kaisar baru Dinasti Ming. Kemudian Zhu Di memberikan Ma He penghargaan sebagai Komando Tertinggi Badan Rumah Tangga Kekaisaran.

Zhu Di juga memutuskan untuk mengganti nama Ma dan memberinya gelar baru dengan Zheng. Sejak saat itu nama Ma He berubah menjadi "Zheng He".

Selanjutnya, Kaisar Zhu Di memilih Zheng He sebagai komandan untuk pelayaran besar ke barat. Setelah itu, ia menjadi penjelajah maritim terbesar di China dan memiliki gelar baru menjadi Laksamana Zheng He.

Sebagai seorang penjelajah Zheng He mempersiapkan semuanya dengan sangat detail sebelum menyelesaikan misinya. Ia membuat beberapa studi rinci tentang grafik angkatan laut yang ada, navigasi astro, kalender timur dan barat, astronomi, geografi, ilmu kelautan, piloting, pembuatan, dan perbaikan kapal.

Pada tahun 1405 hingga 1433, Zheng He memimpin tujuh ekspedisi maritim besar. Ia mengunjungi lebih dari 30 negara Asia dan Afrika. Dari situ, Zheng He belajar banyak tentang budaya serta kepercayaan mereka.

Diperkirakan dalam salah satu ekspedisinya ia menyelesaikan hajinya di Makkah. Zheng He bukan satu-satunya Muslim dalam ekspedisi itu. Penasihat dan penerjemah yang bepergian bersamanya yaitu Ma Huan juga seorang Muslim Tionghoa. 

Armada pertama yang dikomandani Zheng He mencakup 27.870 orang di 317 kapal, termasuk pelaut, juru tulis, juru bahasa, tentara, perajin, dokter, dan ahli meteorologi.

Kapal-kapal yang dipimpin oleh Zheng He memiliki panjang hingga 137,2 meter dan lebar 186 meter, mampu membawa lebih dari 1.000 penumpang serta sejumlah besar kargo dengan produk-produk seperti porselen, emas dan perak, kapas, tembaga, dan sutra. Kapal-kapal itu berkali-kali lipat dari ukuran kapal Columbus.

Pelayaran Zheng He yang terpenting adalah pelayaran keempat dengan 30.000 anak buahnya, yaitu ke Arab melalui Hormuz, Aden, dan Laut Merah. Ketika tiba di Arab, 19 negara mengirim duta besar untuk menaiki kapal Zheng He dan juga hadiah untuk Kaisar Zhu Di.

Kaisar Zhu Di meninggal pada tahun 1424. Kemudian digantikan oleh Kaisar baru bernama Hongxi. Semua ekspedisi maritim pun terhenti. China menjadi negara yang terisolasi sendiri selama 100 tahun kemudian.

Saat itu, Zheng He diangkat sebagai komandan pelabuhan di Nanking dan menerima perintah untuk membubarkan pasukannya. Zheng He memilih dengan dukungan Xuande, yang telah menggantikan Hongxi, untuk menghidupkan kembali ekspedisinya.

Pada perjalanannya yang ketujuh dan terakhir pada tahun 1433, Zheng He mengunjungi kembali Teluk Persia, Laut Merah, dan Afrika hingga meninggal di India dalam perjalanan kembali. Pada saat itu, ia berusia 60 tahun.

Dalam salah satu perjalanannya, Zheng He terbukti menemukan Benua Amerika dan Australia, Ia juga mencapai pantai timur Afrika dan berlayar dari Tanjung Harapan ke Kepulauan Tanjung Verde sebelum Marco Polo melakukannya.

Saat penjelajahannya, Zheng He tidak hanya berlayar, tetapi hal penting yang dilakukannya adalah mengajak orang-orang masuk Islam. Bersama para penasihatnya yang juga Muslim-nya, Zheng He mengajak masyarakat sekitar untuk memeluk agama Islam ke mana pun mereka pergi. 

Diketahui, Zheng He secara aktif mendukung pertumbuhan Islam di Asia Tenggara. Ia mendirikan komunitas Muslim Tionghoa di Palembang, Jawa, Semenanjung Malaya, dan Filipina.

Tugas mereka adalah menyebarkan ajaran agama Islam di sekitar wilayah tersebut untuk membangun masjid dan memberikan layanan sosial lainnya yang dibutuhkan komunitas Muslim setempat.

Editor : Kartika Indah Kusumawardhani

Follow Berita iNews Depok di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut